REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sprinter putri Nigeria dan peraih medali perak lompat jauh Olimpiade 2008, Blessing Okagbare, harus mengakhiri keikutsertaannya di Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (31/7). Ini setelah dia diskors sementara menyusul tes positif untuk hormon pertumbuhan manusia oleh Unit Integritas Atletik (AIU).
Atlet berusia 32 tahun, yang juga telah memenangkan medali kejuaraan dunia di 200m dan lompat jauh, bersaing di Olimpiade keempatnya dengan bagus setelah menembus semifinal nomor 100m di Tokyo. Ia juga akan bertanding di nomor 200m dan estafet 4X100m.
"Atlet itu diberitahu terkait temuan analitis yang merugikan dan penangguhan sementara di Tokyo pagi ini," kata AIU.
AIU mengatakan, Okagbare menjalani tes di luar kompetisi pada 19 Juli 2021 dan dinyatakan positif serta diberitahu tentang penangguhannya pada Sabtu. Hal ini menjadi pukulan telak bagi tim atletik Nigeria setelah 10 atletnya dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk Olimpiade Tokyo tiga hari lalu karena gagal dalam pengujian minimal.
Menurut Badan Anti-Doping Dunia (WADA) saat dihubungi oleh Reuters, Sabtu, pada daftar zat terlarang, hormon pertumbuhan manusia mengurangi lemak tubuh, meningkatkan massa dan kekuatan otot, serta membantu pemulihan.
Komite Olimpiade Nigeria tidak mengomentari masalah tersebut. Medali perak Okagbare dari Olimpiade Beijing merupakan peningkatan medali pada 2017 setelah Komite Olimpiade Internasional mendiskualifikasi atlet Rusia Tatyana Lebedeva karena pelanggaran doping. Pada awalnya, ia berada di urutan ketiga (perunggu) dalam kompetisi lompat jauh itu.