Kamis 05 Aug 2021 13:52 WIB

Keren! Usia Baru 13 Tahun Sudah Raih Medali Olimpiade

Brown saat ini menduduki peringkat ketiga di dunia.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Akbar
Atlet skateboard asal Inggris, Sky Brown, yang baru berusia 13 tahun.
Foto: EPA/FAZRY ISMAIL
Atlet skateboard asal Inggris, Sky Brown, yang baru berusia 13 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemain skateboard asal Inggris, Sky Brown menjadi atlet ketiga berusia 13 tahun yang mendapatkan medali di cabang olahraga skateboard. Dky Brown memenangkan medali perunggu pada Rabu (4/8) waktu setempat.

Sebelumnya, ada nama Momiji Nishiya dari Jepang yang mendapatkan medali emas dan Rayssia Leal dari Brasil yang mendapatkan perak dari cabang olahraga serupa.

Brown menjadi atlet profesional di usianya yang baru menginjak 10 tahun. Dia tumbuh sebagai pusat perhatian dan sangat populer di media sosial. Bersama adiknya, Ocean, mereka membuka saluran YouTube.

Dilansir dari laman CBSNews, Brown saat ini menduduki peringkat ketiga di dunia. Dia menjadi wanita pertama yang berhasil melakukan frontside 540 di X Games, kompetisi olahraga ekstrim di usianya yang baru 11 tahun.

Brown masih memiliki dua kewarganegaraan dimana sang ayah merupakan warga Jepang. Namun dia memilih untuk mewakili Inggris raya. Menariknya, Brown tidak memiliki pelatih profesional dan belajar melalui Youtube yang membawanya ke pemain skateboard terkenal, Tony Hawk.

"Ayah saya membangun mini ramp di halaman belakang kami untuk bermain skateboard dengan teman-temannya. Dia sebenarnya tidak ingin saya bermain skateboard, tapi saya menyukainya," kata Brown.

Namun di usianya yang masih muda, bukan berarti Brown tidak memiliki cedera. Bahkan perjalanannya ke Olimpiade harus diwarnai dengan beberapa cedera seperti retak pada bagian tengkorak, patah lengan dan pergelangan tangan kirinya, dan gangguan pada jantung dan paru-parunya.

Saat bertanding pun dia masih menggunakan gips di tangannya. Dia mengakui rasa ingin tahunya untuk menaklukan trik-trik berbahaya mengalahkan rasa takut dan rasa sakit yang diakibatkan permainan ekstrim itu.

"Saya suka melakukan trik yang dilakukan anak laki-laki karena saya merasa anak laki-laki berpikir anak perempuan tidak bisa melakukan apa yang dilakukan anak laki-laki. Saya ingin mencapai tinggi yang sama dengan mereka dan mendorong batas bagi anak perempuan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement