Ahad 28 Nov 2021 23:31 WIB

Main Habis-habisan Dulu, Kalah Menang Belakangan

Timnas basket putra Indonesia akan menghadapi game kedua melawan Lebanon.

Para pemain timnas basket putra Indonesia saat melawan Lebanon di FIBA World Cup 2023 Qualifiers.
Foto:

Semua ingin menang

Tak ada yang lebih menginginkan kemenangan dibandingkan pemain dan pelatih dari tim yang bertanding. Mereka berkorban banyak untuk itu.

Berpisah dari anak, istri, dan keluarga, kemudian hampir setiap hari dicolok hidungnya untuk tes Covid-19, ditambah siap-siap menerima hujatan warganet, bukan sesuatu yang mudah dijalani jika bukan karena kecintaan pada profesi mereka sebagai pemain basket dan terhadap Merah-Putih. Bagi pelatih asing, reputasi jadi pertaruhan bila tim yang dipegang menderita kekalahan telak.

Saya bisa merasakan kegeraman coach Toro dalam konferensi pers selepas laga. Ia mengaku belum pernah, sepanjang karier kepelatihannya, menelan kekalahan setelak ini. Menurut dia, secara skill individual dan kematangan, timnas basket Indonesia kalah kelas dari Lebanon yang sempat tiga kali jadi finalis FIBA Asia Cup.

Satu-satunya cara realistis menurut dia adalah meramu strategi permainan tim dan mengeksekusinya dengan sesempurna mungkin, untuk kemudian menerima apa pun hasilnya. Sayangnya, coach Toro tak menyebutkan penyebab absennya Arki dan Lester dalam konferensi pers ini.

Prastawa yang juga hadir dalam sesi konferensi pers mengakui permainan ia dan rekan-rekannya buruk, terutama dalam ekskusi. Dampaknya membuat mereka jadi bermain melenceng dari game plan yang sudah dibuat.

Pras dengan sadar mengakui timnas basket Indonesia harus bermain jauh lebih bagus lagi jika ingin mendapatkan hasil yang lebih baik ke depannya. Pras sampai menekankan kata ‘lebih’ berkali-kali dalam komentarnya.

Yang tak sadar mungkin sebagian penggemar basket kita. Bahwa kekalahan kontra Lebanon itu baru pertandingan pertama dari rangkaian panjang kualifikasi FIBA World Cup 2023. Masih ada lima pertandingan lagi, kembali menghadapi Lebanon dan masing-masing dua kali melawan Yordania dan Arab Saudi. Jika finis di peringkat tiga Grup H, bisa lolos ke putaran kedua, bergabung dengan 11 tim-lain untuk memperebutkan enam tiket ke FIBA World Cup 2023.

Yang tak sadar mungkin sebagian penggemar basket kita. Bahwa selain kualifikasi, ada jalur lain yang peluangnya sedikit lebih bear untuk lolos ke FIBA World Cup2023, yakni finis delapan besar di FIBA Asia Cup 2022, Juli nanti.

Yang tak sadar mungkin sebagian penggemar basket kita. Bahwa latihan sebulan di AS tak bisa langsung membuat timnas basket kita naik level sebegitu cepatnya. Bahwa pemain tak bisa digonta-ganti sebegitu cepatnya. Bahwa coach Toro sudah mencoba sejumlah pemain yang jumlahnya tak sedikit, tapi kurang bisa tune in dengan skema yang diinginkannya atau dalam perjalanannya cedera. Bahwa coach Toro juga didampingi asisten pelatih yang saat bermain merupakan penggawa timnas dan ketika pensiun memimpin tim menjadi juara IBL.

Bahwa para pemain yang dibawa ke Lebanon berasal dari finalis kompetisi IBL 2021 plus dua penggawa dari tim play-off, yang sudah punya cincin juara IBLBahwa level basket kita memang masih kalah kelas dari Lebanon.

Ya, harus diakui, level basket kita masih kalah kelas dari Lebanon. Andai mau meluangkan waktu untuk browsing, kita pasti bisa menemukan data prestasi Lebanon yang merupakan salah satu macan Asia. Lebanon punya eks pemain yang baru saja pensiun bernama Fadi El Khatib.

Fadi dikagumi sejumlah figur basket Tanah Air, termasuk Denny Sumargo ketika masih aktif bermain basket profesional dulu. Bahkan, ada pemain basket kita yang mengambil bagian nama Fadi untuk dijadikan nama anaknya. Fadi mengantar Lebanon tiga kali masuk final FIBA Asia Cup, terakhir pada 2007 di Tokushima, Jepang.

Masukan pasti dibutuhkan demi perbaikan prestasi timnas. Saya pribadi juga punya sejumlah saran, utamanya kepada Perbasi. Namun mengkiritik pelatih dan pemain secara berlebihan, yang cenderung ke arah hujatan, saat mereka hendak bertanding sudah pasti bukan pilihan bijak. Menghujat tak akan membuat timnas kita menjadi lebih baik.

Beda cerita dengan mendukung. Ada peluang dukungan kita membuat para pemain di sana jadi makin tenang dan bertambah kepercayaan dirinya. Ujung-ujungnya, mereka bisa bermain lepas saat berada di lapangan.

Timnas basket kita akan bertarung lagi melawan Lebanon di Nouhad Nawfal Sport Complex, Zouk Mikael, Senin (29/11) waktu setempat. Saatnya bounce back dengan menunjukkan performa lebih baik lagi. Dengan atau tanpa Lester, saatnya para para pemain timnas basket putra Indonesia menunjukkan bahwa mereka petarung sebenarnya. Main habis-habisan dulu, kalah menang belakangan!

*Update: Perbasi merilis pernyataan pada Senin (29/11) siang bahwa Arki terkena Covid-19 dan menjalani isolasi di AS. Sementara Lester dinyatakan positif Covid-19 beberap jam jelang game pertama. Namun Lester sudah negatif dan siap bermain di game kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement