Senin 13 Dec 2021 23:13 WIB

Selain Musim 2021, Ini 5 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Dramatis dalam Sejarah

Max Verstappen menjuarai balapan F1 2021 setelah mengalahkan Hamilton di GP Abu Dhabi

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Israr Itah
Pembalap Red Bull Max Verstappen dari Belanda melakukan selebrasi setelah menjadi juara dunia setelah memenangkan Formula Satu Grand Prix Abu Dhabi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad, 12 Desember 2021, Di sebelah kanan adalah posisi kedua pembalap Mercedes Lewis Hamilton dari Britania.
Foto:

GP Jepang 1976 

Bersaing ketat di sepanjang musim 1976, James Hunt dan Niki Lauda akhirnya harus menentukan juara dunia F1 di seri terakhir, GP Jepang, yang digelar di Sirkuit Fuji Speedway. Lauda, yang unggul tiga poin di klasemen sementara, hanya perlu finis di depan Hunt di seri ini untuk bisa memastikan gelar juara dunia F1. Namun, setelah dua putaran, Lauda memutuskan mundur menyusul hujan deras yang mengguyur Sirkuit Fuji Speedway. 

Pembalap Ferrari itu merasa turun di kondisi hujan deras tersebut sangat berbahaya. Sebaliknya, Hunt justru memutuskan untuk meneruskan balapan. Pembalap asal Inggris itu mesti finis di peringkat keempat guna menggeser Lauda di puncak klasemen dan merebut titel juara dunia F1. 

Pembalap McLaren itu sempat tercecer di peringkat kelima lantaran harus mengganti ban. Di tiga lap terakhir, Hunt akhirnya bisa menyalip Alan Jones dan Clay Regazzoni dan menutup musim F1 1976 dengan keunggulan satu poin atas Lauda. Kisah persaingan Hunt dan Lauda ini digambarkan dengan begitu apik lewat film keluaran Hollywood, yang bertajuk Rush, pada 2013 silam.

GP Australia 1994 

Musim 1994 menjadi kali pertama Michael Schumacher merengkuh titel juara dunia F1. Ini menjadi awal dari kiprah legendaris pembalap asal Jerman di pentas F1 dengan koleksi tujuh gelar juara dunia. Namun, gelar debut Schumacher itu tidak diraih dengan mudah. Schumacher, yang saat itu masih membela tim Benetton, telah mengantongi keunggulan satu poin dari pembalap William, Damon Hill, di klasemen sementara. 

Schumacher pun tampil dominan sejak awal balapan di seri terakhir, GP Australia di Sirkuit Jalanan Adelaide. Drama tersaji saat Schumacher tengah menyelesaikan lap ke-36. Schumacher melebar dari trek dan menabrak dinding pembatas. Ujungnya, mobil yang dikendari Schumacher mengalami kerusakan suspensi. 

Hill, yang berada di belakangnya, mencoba untuk melewati pembalap yang nantinya bergabung bersama Ferrari tersebut. Namun, keduanya malah saling bertabrakan. Kerusakan yang dialami mobil Hill pun cukup parah. Keduanya akhirnya tidak bisa menyelesaikan lomba. Schumacher pun menutup musim 1994 dengan keunggulan satu poin atas Hill di klasemen akhir pembalap. 

GP Brasil 2012 

GP Brasil, yang dihelat Sirkuit Jose Carlo Pace, ditunjuk sebagai seri terakhir musim 2012. Sirkuit sepanjang 4,3 kilometer itu kembali menjadi saksi dramatisnya perebutan gelar juara dunia F1. Kali ini duel itu melibatkan pembalap Red Bull, Sebastian Vettel, dan pembalap Ferrari, Fernando Alonso. 

Saat itu, keduanya tengah bersaing untuk menjadi pembalap termuda dengan koleksi tiga gelar juara dunia F1. Dalam sesi balapan yang diwarnai hujan dan sejumlah insiden tersebut, Vettel sempat tercecer ke posisi buncit pada lap pertama. 

Namun, Vettel, yang saat itu berstatus juara bertahan, bisa memperbaiki posisi dan finis di posisi keenam. Di sisi lain, Alonso berhasil finis di peringkat kedua. Kendati begitu, raihan delapan poin Vettel di sesi balapan sudah cukup membawa pembalap asal Jerman itu meninggalkan Alonso di papan klasemen akhir pembalap. Vettel unggul tiga poin dari Alonso, yang harus puas finis sebagai runner-up dengan koleksi 278 poin. 

 

photo
Sebastian Vettel saat masih membela tim Red Bull di Formula Satu (F1)- (AP Exchange - www.sportku.com)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement