Selasa 13 Sep 2022 05:18 WIB

Swiatek Membuktikan tak Ada Batasan untuk Kejar Prestasi

Sebelumnya, Swiatek dikenal sebagai petenis spesialis lapangan tanah liat.

Iga Swiatek dari Polandia merayakan dengan trofi kejuaraan setelah mengalahkan Ons Jabeur dari Tunisia selama pertandingan final putri di Kejuaraan Tenis AS Terbuka (US Open) di Pusat Tenis Nasional USTA di Flushing Meadows, New York, Amerika Serikat (AS), 10 September 2022. AS Terbuka berlangsung dari 29 Agustus hingga 11 September 2022.
Foto: EPA-EFE/JASON SZENES
Iga Swiatek dari Polandia merayakan dengan trofi kejuaraan setelah mengalahkan Ons Jabeur dari Tunisia selama pertandingan final putri di Kejuaraan Tenis AS Terbuka (US Open) di Pusat Tenis Nasional USTA di Flushing Meadows, New York, Amerika Serikat (AS), 10 September 2022. AS Terbuka berlangsung dari 29 Agustus hingga 11 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenangan di US Open membuat Iga Swiatek makin percaya bahwa tak ada batasan baginya untuk mengejar prestasi dan meraih lagi gelar Grand Slam dalam turnamen apa pun. Swiatek dikenal sebagai petenis spesialis lapangan tanah liat.

Terbukti, dari tiga gelar Grand Slam yang diraih, dua di antaranya didapat di Roland Garros. Dia juga memenangi dua turnamen tanah liat WTA di Stuttgart dan Roma tahun ini.

Baca Juga

Namun petenis Polandia itu mampu menaklukkan lapangan keras Flushing Meadows untuk merebut gelar Grand Slam keduanya tahun ini setelah mengalahkan Ons Jabeur di final US Open, pekan lalu. Kemenangan itu seakan menjadi awal era baru tenis putri setelah Serena Williams.

Gelar di US Open dan kemenangannya di French Open Juni lalu melengkapi tujuh turnamen yang dia menangkan tahun ini, termasuk 37 kemenangan beruntun yang dia catatkan hingga akhirnya mendominasi peringkat teratas ranking WTA.

Petenis berusia 21 tahun itu mengatakan bahwa kemenangan di New York menjadi titik balik psikologis untuk permainannya. Sebagai petenis yang memfavoritkan bertanding di lapangan tanah liat, Swiatek berharap bisa nyaman bermain dengan jenis lapangan apa pun.

"Pada awal musim, saya menyadari mungkin saya punya hasil bagus di turnamen WTA. Saya juga melaju ke semifinal Australian Open," ujarnya, dikutip dari AFP, Senin (12/9/2022). "Tapi saya tak yakin berada dalam level permainan untuk memenangi gelar Grand Slam, terutama US Open yang memiliki permukaan lapangan cepat. Kemenangan itu bukan hal yang saya duga sebelumnya. Ini juga menjadi bukti bagi saya tak ada batasan untuk meraih prestasi."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement