Selasa 11 Oct 2022 18:49 WIB

PSSI: Bentuk Tanggung Jawab tak Harus dengan Mundur

Dalam pertemuan tersebut, PSSI membawa sejumlah bukti dan data.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Juru Bicara PSSI dalam Tragedi Kanjuruhan, Ahmad Riyadh (tengah) di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Juru Bicara PSSI dalam Tragedi Kanjuruhan, Ahmad Riyadh (tengah) di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara PSSI terkait Tragedi Kanjuruhan, Ahmad Riyadh memastikan pihaknya tidak lari dari tanggung jawab dalam menangani Tragedi Kanjuruhan. Dia mengakui PSSI tidak sempurna dan siap menerima masukan-masukan dari para pihak termasuk saran dan rekomendasi yang diberikan oleh Tim Gabungan Investigasi Pencari Fakta (TGIPF) dalam Tragedi Kanjuruhan.

"Kita yakin tidak ada yang sempurna, PSSI tidak sempurna, pasti perlu masukan masukan, perlu usulan dari semua lapisan masyarakat. Ini tokoh tokohnya sudah kumpul semua, jadi kita harapkan dengan masukannya ke depan akan jadi lebih baik bagi persepakbolaan nasional kita," kata Riyadh usai rapat koordinasi dengan TGIPF di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

Mengenai desakkan masyarakat agar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mundur, Riyadh mengatakan itu adalah bagian dari hak masyarakat. Tapi, kata dia, keputusan mengenai hal itu hanya bisa dilakukan melalui Kongres PSSI. "Itu hak, terima kasih masyarakat sudah mengkritik," kata dia.

"Pokoknya bentuk tanggung jawab tidak harus mundur, tapi dengan membuktikan PSSI menjadi lebih baik," tegasnya.

Dia mengungkapkan, dalam rapat koordinasi tersebut TGIPF mengkonfirmasi beberapa hal kepada PSSI terkait apa saja yang telah dilakukan mulai sebelum pertandingan sampai terjadinya tragedi tersebut. Kemudian, kata dia, TGIPF memberikan banyak masukan yang nantinya akan dirumuskan oleh PSSI bersama kepolisian dan FIFA.

"Biar aturannya sinkron dan harmonis dengan aturan kita semuanya. Yang mana aturan tersebut menjamin bahwa ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini dan bagaimana penonton akan nyaman dan aman. Pemain nyaman dan aman, official,tim tamu, semuanya aman dan nyaman," kata Riyadh. 

Dalam pertemuan tersebut, PSSI membawa sejumlah bukti dan data yang menunjukkan bahwa pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya tetap digelar pada malam hari adalah berdasarkan persetujuan dari pihak kepolisian. "Tetep malem pun juga ada rekomendasi dari Polres. Tidak mungkin pertandingan berjalan tanpa rekomendasi dari pihak keamanan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement