REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Empat negara asal Amerika Selatan Argentina, Cile, Paraguay dan Uruguay secara resmi mengajukan tawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030.
Keempatnya bahkan menyerukan pendaftaran itu sebagian bentuk dari sejarah yang tak boleh terlupakan bahwasanya kejuaraan Piala Dunia kembali merumput di mana sepak bola lahir.
"Piala dunia 2030 bukan sekadar Piala Dunia biasa, ini layak dirayakan dengan pengakuan selama 100 tahun setelah pertama kali diadakan di Montevideo, Uruguay," kata presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) Alejandro Dominguez dikutip Reuters, Rabu (8/2/2023).
Dalam acara upacara Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA), pejabat dari empat negara di atas bergabung dengan presiden CONMEBOL. Mereka berharap bahwa FIFA dapat menunjukkan isyarat kebesaran terhadap wilayah dan memungkinkan untuk mengatur kejuaraan tersebut.
"Kami yakin FIFA memiliki kewajiban untuk menghormati memori yang datang sebelum kami," sambung Alejandro Dominguez.
Sementara presiden AFA Claudio Tapia menyebut, sebagai juara Argentina berencana untuk membuat impian semua orang Amerika Selatan terkabul menjadi tuan rumah dalam acara Piala Dunia.
"Tidak hanya pada ulang tahun keseratus edisi pertama, tapi karena semangat yang kami miliki dalam sepak bola," kata Claudio Tapia.
Di sisi lain presiden Argentina, Alberto Fernandez membuat pernyataan bahwa Bolivia akan diminta untuk bergabung ke dalam rencana tuan rumah Piala Dunia 2030.
Edisi pertama Piala Dunia berlangsung di Montevideo, Uruguay. Selanjutnya Cile ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia 1962 dilanjutkan dengan Argentina pada tahun 1978.
Sedangkan Paraguay dan Bolivia belum pernah menjabat sebagai tuan rumah kompetisi olahraga sepak bola terbesar di dunia.
Tawaran keempat negara menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 akan bersaing dengan Spanyol serta Portugal, yang sudah menandatangani perjanjian penaran bersama, ditambah kemungkinan tawaran dari Maroko serta Arab Saudi.