Jumat 10 Feb 2023 05:27 WIB

Man City Sewa Pengacara Setara Gaji De Bruyne untuk Tangani Kasus FFP

Pannick akan menerima 560 ribu poundsterling atau Rp 10,2 miliar per pekan.

Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne. Manchester City dikabarkan menyewa seorang pengacara top dengan bayaran setara atau lebih dari gaji Kevin de Bruyne untuk menangani kasus dugaan pelanggaran laporan keuangan atau Financial Fair Play (FFP) yang dituduhkan oleh Liga Primer Inggris.
Foto: AP/Jon Super
Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne. Manchester City dikabarkan menyewa seorang pengacara top dengan bayaran setara atau lebih dari gaji Kevin de Bruyne untuk menangani kasus dugaan pelanggaran laporan keuangan atau Financial Fair Play (FFP) yang dituduhkan oleh Liga Primer Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manchester City dikabarkan menyewa seorang pengacara top dengan bayaran setara atau lebih dari gaji Kevin de Bruyne untuk menangani kasus dugaan pelanggaran laporan keuangan atau Financial Fair Play (FFP) yang dituduhkan oleh Liga Primer Inggris. Menurut laporan Skysports pada Kamis (9/2/2023), Man City menunjuk Pannick Chamber sebagai pengacara klub.

Pannick merupakan pengacara ternama di dunia hukum dan pernah menjadi pengacara dari mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson. Pannick adalah sosok yang menghindarkan Manchester City dari hukuman larangan tampil di kompetisi Eropa setelah memenangkan banding di Pengadilan Banding Olahraga (CAS) pada 2020.

Baca Juga

Man City dilaporkan akan membayar 80 ribu poundsterling atau sekitar Rp 1,46 miliar per hari dan bila dijumlahkan, maka ia akan menerima 560 ribu poundsterling atau Rp 10,2 miliar per pekan.

Kevin de Bruyne adalah pemain Manchester City dengan gaji tertinggi saat ini. Gelandang asal Belgia itu mengantongi 400 ribu poundsterling atau sekitar Rp 7,33 miliar per pekan. Dengan disewanya Pannick sebagai pengacara, Manchester City berharap bisa terbebas dari dakwaan yang dijatuhkan oleh Liga Primer Inggris.

Liga Primer mendakwa Man City atas dugaan pelanggaran aturan FFP yang terjadi antara 2009 dan 2018. Operator liga tertinggi Inggris itu juga menyebut the Citizens tidak bekerja sama sejak penyelidikan yang dimulai pada Desember 2018.

Man City diduga tidak memberikan laporan keuangan yang jujur terkait pendapatan, biaya operasional, dan kesepakatan sponsor. Klub Manchester Biru itu juga diduga remunerasi kontrak sejumlah pelatih dan pemain di periode 2009-2010 hingga 2015-2016.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement