Selasa 28 Feb 2023 06:45 WIB

Graham Potter Pahami Kekesalan dan Amarah Fan Chelsea

Chelsea menderita tiga kekalahan beruntun.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
 Pelatih kepala Chelsea Graham Potter dalam ancaman pemecatan.
Foto: AP/Dave Thompson
Pelatih kepala Chelsea Graham Potter dalam ancaman pemecatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Graham Potter mengakui bahwa para penggemar Chelsea memiliki hak untuk "kesal dan marah", karena tekanan terhadapnya semakin meningkat menyusul kekalahan 2-0 melawan Tottenham Hotspur di Liga Primer Inggris akhir pekan lalu.

Potter mengakui bahwa ia tidak memiliki banyak kepercayaan diri di Chelsea setelah kekalahan ketiga secara beruntun, yang membuat the Blues semakin dekat dengan zona degradasi daripada empat besar. The Blues kini terpaut 14 poin dari tempat di Liga Champions dan sebagian pendukung telah menyalahkan Potter.

Baca Juga

Pemilik klub Todd Boehly hadir untuk melihat Chelsea terpuruk dalam kekalahan yang membuat mereka hanya berjarak 10 poin di atas tiga besar zona merah. Potter tetap mendapatkan dukungan dari pemilik Chelsea, tapi masih harus dilihat sampai kapan mereka dapat mempertahankan kepercayaannya.

Musim Chelsea kini sepertinya akan bergantung pada penampilan mereka di Liga Champions. Mereka tertinggal 0-1 dari Borussia Dortmund di leg pertama di Jerman dan kekecewaan pada leg kedua pekan depan akan semakin menguji kesabaran para pemilik klub.

"Pendukung kami sangat adil," kata Potter. "Mereka telah mendukung tim. Saya tidak memiliki keluhan dengan para pendukung. Mereka berhak untuk frustrasi, kesal, dan marah dengan hasil yang kami dapatkan dan itu adalah tanggung jawab saya. Saya sama sekali tidak memiliki keluhan dengan para pendukung."

Ditanya apakah dia khawatir dukungan klub terhadapnya mungkin akan goyah, Potter mengatakan, "Selalu ada pertanyaan itu, tentu saja, dan Anda tidak bisa menghentikan pertanyaan itu. Sementara hasilnya seperti itu, saya menerimanya, itu bagian dari pekerjaan."

Chelsea hanya mencetak satu gol dalam enam pertandingan terakhir mereka dan kesulitan untuk menciptakan peluang melawan Spurs, yang mencetak gol di babak kedua melalui Oliver Skipp dan Harry Kane.

Potter menambahkan, "Saya dapat merasakan bahwa mereka [para pemain] ingin hasil pertandingan berubah - mereka melakukannya. Itu bukan karena kurangnya usaha atau keinginan untuk melakukannya. Kami berada dalam situasi dan momen yang sulit."

"Hasilnya tidak terlalu baik bagi kami. Saya pikir penampilan kami lebih baik daripada hasil yang kami raih, namun ketika Anda berada dalam situasi seperti ini, apa pun yang Anda lakukan, Anda akan selalu menjadi pihak yang dirugikan. Ini sulit bagi mereka, kami dan para pendukung - yang menurut saya sangat luar biasa mendukung kami hari ini. Kami harus terus melangkah, terus bekerja dan percaya pada [gagasan] bahwa segala sesuatunya dapat berubah." Jelasnya.

Menjelang dua laga kandang krusial melawan Leeds pada Sabtu dan kemudian Dortmund pada Rabu mendatang, pemain bertahan Chelsea, Kalidou Koulibaly, mendesak tim untuk tetap bersatu.

"Saat ini sulit bagi semua orang," katanya. "Untuk para pemain, untuk para pendukung, tetapi kami harus tetap bersatu dan kami akan bekerja keras untuk keluar dari situasi ini. Kami memiliki dua pertandingan besar yang akan datang di Stamford Bridge dan kami harus bekerja keras dan mempersiapkan diri untuk itu," kata Koulibaly.

Baca juga : Ronaldo tak Ambil Suara dalam Penghargaan Pemain Pria Terbaik FIFA 2022, Kenapa?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement