Jumat 31 Mar 2023 00:14 WIB

Pakar Olahraga: Indonesia Seharusnya tak Kena Sanksi FIFA

Pakar manajemen prestasi olahraga sebut Indonesia seharusnya tidak kena sanksi FIFA.

Rep: Fitriyanto/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori) Profesor Djoko Pekik Irianto.
Foto: Dok. Pri
Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori) Profesor Djoko Pekik Irianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Manajemen Prestasi Olahraga Djoko Pekik Irianto menilai keputusan FIFA membatalkan tuan rumah piala dunia U20 untuk Indonesia, tak seharusnya dilanjutkan dengan pemberian sanksi oleh FIFA.

Ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (30/3/2023) Djoko Pekik menyatakan yang membatalkan menjadi tuan rumah adalah FIFA, sehingga tidak ada alasan FIFA untuk memberikan sanksi kepada Indonesia.

Baca Juga

"Namun begitu PSSI tetap harus komunikasi intensif dengan FIFA. Melobo FIFA dan berjuang agar Timnas U20 tetap bisa main di Piala Dunia U20 meski ajang tersebut tidak berlangsung di Indonesia lagi," kata Joko.

Namun jika keputusan FIFA Timnas tidak bisa tampil di Piala Dunia U20, dan tidak mendapat sanksi larangan bermain di event lain Djoko Pekik memberi masukan kepada PSSI.

"Untuk menguatkan mental para atlet, serta menyiapkan tim ini untuk persiapan Prakualifikasi Piala Dunia Senior," kata dia.

Indonesia dipastikan batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Ini menyusul pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. FIFA telah memutuskan untuk mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Dalam keterangan resminya yang diterima Republika.co.id, Rabu (29/3/2023) malam, FIFA menyatakan tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal penyelenggaraan turnamen yang saat ini masih belum berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya.

FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan ini, FIFA tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI, melalui kerja sama yang erat dan dengan dukungan dari pemerintah Presiden Jokowi, dalam proses transformasi sepak bola Indonesia setelah tragedi yang terjadi pada Oktober 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement