Rabu 19 Apr 2023 06:49 WIB

Sudah Gelontorkan Dana Rp 78 Triliun, Pemilik Baru Chelsea Gagal Total pada Musim Perdana

Satu-satunya harapan berjaya di Liga Champions juga pupus.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pemilik Chelsea Todd Boehly saat menyaksikan timnya menghadapi Real Madrid pada leg kedua perempat final Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (19/4/2023) dini hari WIB.
Foto: AP Photo/Kirsty Wigglesworth
Pemilik Chelsea Todd Boehly saat menyaksikan timnya menghadapi Real Madrid pada leg kedua perempat final Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (19/4/2023) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Chelsea asal Amerika Serikat melihat harapan terakhir mereka untuk meraih trofi pada musim perdana pupus pada Rabu (19/4/2023) dini hari WIB. Klub yang mereka beli dengan nilai 4,25 miliar poundsterling atau sekira Rp 78 triliun tahun lalu itu tersingkir dari Liga Champions oleh Real Madrid.

Chelsea sudah tersingkir di rintangan pertama di Piala FA dan Piala Liga. The Blues juga berada di papan bawah Liga Primer Inggris. Satu-satunya kesempatan mereka meraih trofi hanya di Liga Champions. Juara sekaligus memastikan Chelsea kembali ke kompetisi terelite antarklub Eropa tersebut pada musim depan. Sayang harapan itu juga telah menguap setelah kekalahan agregat 0-4 di perempat final dari Real Madrid.

Baca Juga

Prospek penurunan pendapatan menimbulkan kekhawatiran di antara para penggemar Chelsea bahwa beberapa pemain muda terbaik klub akan dijual untuk memenuhi aturan keuangan. Kemerosotan spektakuler terjadi pada musim 2022/23, di mana Chelsea telah memiliki tiga pelatih yang berbeda, sangat kontras dengan serangkaian musim mengilap di bawah pemilik sebelumnya, miliarder Rusia Roman Abramovich. Dia dipaksa untuk menjual klub oleh pemerintah Inggris tahun lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Chelsea adalah tim tersukses di Inggris pada periode antara Abramovich membeli klub pada tahun 2003 dan penjualannya pada 2022. Sebuah periode yang mencakup dua kemenangan Liga Champions pada tahun 2012 dan 2021 dan lima gelar liga Inggris.

Rekam jejak tersebut dan lonjakan dukungan global untuk klub London barat ini, menjelaskan daya tarik Chelsea kepada konsorsium yang dipimpin oleh pemilik sebagian saham LA Dodgers, Todd Boehly, dan didukung oleh Clearlake Capital, sebuah perusahaan ekuitas swasta.

Selain kesepakatan untuk membeli klub pada bulan Mei lalu, mereka telah menginvestasikan 550 juta poundsterling atau sekira Rp 10 triliun lebih lanjut untuk para pemain, menghabiskan lebih banyak uang pada bursa transfer Januari dibandingkan dengan semua klub di divisi teratas Spanyol, Italia, Jerman, dan Prancis.

Namun entah bagaimana mereka gagal untuk membeli seseorang yang mampu mencetak gol secara teratur. Chelsea telah mencetak 30 gol dalam 31 pertandingan liga sejauh ini. Sebaliknya, sang pemuncak klasemen, Arsenal, telah mencetak 74 gol dan tim peringkat dua, Manchester City, telah mengemas 78 gol.

Kekosongan gol saat meladeni Madrid pada leg kedua perempat final Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (19/4/2023) dini hari WIB, merupakan yang kelima dalam enam pertandingan di semua kompetisi.

Tanpa adanya ujung tombak untuk lini serang mereka, para manajer Chelsea musim ini, yakni Thomas Tuchel, Graham Potter dan sekarang pelatih sementara Frank Lampard, telah berjuang untuk mengubah koleksi bintang-bintang mahal dan bakat-bakat lokal menjadi sebuah tim yang kohesif.

Para penggemar Chelsea telah melampiaskan rasa frustasi mereka kepada pemilik klub dan beberapa di antaranya difoto sedang beradu mulut dengan Boehly di ruang eksekutifnya setelah kekalahan 2-1 di kandang sendiri dari Brighton & Hove Albion akhir pekan lalu. Media Inggris mengatakan Boehly yang kesal berbicara dengan para pemain di ruang ganti setelah hasil itu.

Sekarang dia dan rekan-rekan pemilik lainnya yang tidak memiliki pengalaman mengelola klub sepak bola besar sebelum Chelsea, menghadapi keputusan besar tentang siapa yang akan dipekerjakan sebagai pelatih klub berikutnya.

Kandidatnya termasuk mantan manajer Bayern Munchen Julian Nagelsmann dan Luis Enrique, yang pernah melatih Spanyol di Piala Dunia di Qatar. Manajer berprofil tinggi seperti itu akan mewakili perubahan besar dalam pendekatan setelah perekrutan Potter dari Brighton yang sederhana pada bulan September lalu.

Terlepas dari siapa yang akan mengambil alih, kembalinya mereka ke panggung terbesar di Eropa sepertinya masih jauh dari harapan para penggemar Chelsea yang kecewa saat keluar dari Stamford Bridge beberapa jam lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement