REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kemampuan Mason Mount untuk menempati sejumlah posisi di lapangan tengah dianggap menjadi keuntungan tersendiri buat Manchester United (MU). Berposisi asli sebagai gelandang serang, mantan penggawa Chelsea itu juga diketahui bisa ditempatkan sebagai winger ataupun gelandang tengah.
Sempat melakoni masa peminjaman di Derby County dan Vitesse Arnheim, Mount akhirnya dipromosikan ke tim utama Chelsea pada awal musim 2019/2020. Kala itu, Chelsea ditangani oleh Frank Lampard. Oleh pelatih asal Inggris itu, Mount lebih sering ditempatkan sebagai gelandang tengah.
Namun, pada musim berikutnya, posisi Mount sedikit bergeser ke gelandang serang. Lampard sepertinya berusaha memaksimalkan kemampuan Mount untuk bisa mencetak gol dan memberikan assist. Hasilnya, sepanjang musim 2020/2021, Mount mampu menyumbang sembilan gol dan sembilan assist.
Kala Thomas Tuchel datang menggantikan Lampard pada 2021, Mount juga mengalami perubahan posisi. Di sejumlah laga, Mount sempat ditempatkan sebagai winger, kendati masih diturunkan sebagai gelandang serang di laga lainnya. Pada musim 2021/2022, Mount tampil begitu produktif dengan torehan 13 gol dan 16 assist dari 56 pertandingan di semua ajang.
Namun, dari semua posisi tersebut, Mount mengaku lebih nyaman ditempatkan sebagai pemain nomor delapan atau gelandang yang berada di antara lini depan dan lini tengah. Di posisi ini, gelandang berusia 24 tahun itu memiliki kebebasan untuk bisa membantu mencetak gol dan memberikan assist.
''Saya melihat diri saya sebagai gelandang, pemain nomor delapan. Pemain yang membantu serangan, mencari celah di lini belakang lawan, dan berusaha mencetak gol,'' kata Mount di laman resmi Manchester United, Kamis (6/7/2023).
Kendati begitu, Mount...