Kamis 23 Nov 2023 12:31 WIB

Pelatih Timnas Senegal U-17 Meminta Anak Asuhnya Tetap Pulang dengan Kepala Tegak

Senegal kalah dari Prancis dalam drama adu penalti yang berakhir dengan skor 3-5.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Ekspresi pemain timnas Senegal usai kalah melawan timnas Prancis pada babak 16 besar Piala Dunia U17 di Stadion Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Rabu (22/11/2023). Timnas Prancis berhasil lolos ke babak perempat final usai berhasil mengalahkan timnas Senegal lewat adu penalti dengan skor 5-3.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ekspresi pemain timnas Senegal usai kalah melawan timnas Prancis pada babak 16 besar Piala Dunia U17 di Stadion Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Rabu (22/11/2023). Timnas Prancis berhasil lolos ke babak perempat final usai berhasil mengalahkan timnas Senegal lewat adu penalti dengan skor 5-3.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah timnas Senegal U-17 terhenti di babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023. Langkah Senegal dihentikan Prancis U-17 dalam laga yang berlangsung di Jakarta International Stadium (JIS), Rabu (22/11/2023). Setelah 90 menit (waktu normal) tanpa gol, Senegal kalah dalam drama adu penalti yang berakhir dengan skor 3-5.

Meski kalah, sang pelatih, Serigne Saliou Dia, meminta maaf kepada para suporter karena gagal meraih kemenangan di laga tersebut. Menurutnya, Senegal punya banyak kesempatan, tapi gagal mencetak gol.

Baca Juga

Dia meminta para pemain pulang dengan kepada tegak. Kekalahan di Piala Dunia U-17 2023 dianggapnya sebagai sebuah proses untuk mencapai target besar di masa depan.

"Inilah hidup. Mereka masih muda dan harus terus belajar. Tidak boleh hanya memegang satu target saja, mereka harus punya banyak target di masa depan dengan kepala yang tetap tegak. Orang-orang harus bangga dengan mereka. Selamat untuk Prancis dan saya harap mereka bisa melangkah lebih jauh lagi," kata Dia seusai pertandingan.

Pada laga yang berlangsung di Jakarta International Stadium (JIS), Rabu (22/11/2023) malam, pertandingan berlangsung cukup sengit. Pada 90 menit waktu normal, Senegal bahkan bermain lebih agresif. Tetapi, penjaga gawang Prancis tampil apik dan sulit untuk ditaklukkan. Hingga membuat Senegal pada akhirnya tidak bisa menghasilkan gol.

Kedudukan imbang tanpa gol pada waktu normal membuat pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti untuk menentukan siapa yang berhak atas satu tempat tersisa di perempat final. Dalam adu penalti inilah Senegal kandas. Tendangan Daouda Diong yang jadi eksekutor kedua sukses digagalkan kiper Prancis Paul Argney yang menjadi sandungan tim Afrika ini. Senegal pun kalah adu penalti dengan skor 3-5.

Di laga ini, Senegal harus kehilangan sang Kapten Amara Diouf yang harus duduk di bangku cadangan karena masalah lutut. Namun, Dia menegaskan jika kurang maksimalnya permainan timnya bukan karena tidak ada Diouf, tetapi lebih kepada memang tidak bisa memaksimalkan peluang saja.

"Kami belajar untuk mencetak gol dan memenangkan pertandingan. Kami harus memanfaatkan setiap peluang untuk menang. Tapi, dalam situasi penalti, semua bisa menang. Tentu saja kami menyiapkan skenario adu penalti karena ini kompetisi. Jadi, kami harus mempersiapkan semuanya, tapi inilah pertandingan ada yang menang dan ada yang kalah," ujar Dia.

Meski harus pulang lebih awal, tetapi Dia memberikan pesan manis untuk Indonesia. Sebagai tuan rumah, Indonesia dinilainya sudah sangat baik.

"Mulai dari stadionnya sangat baik, hospitality-nya bagus, orang-orangnya ramah. Tinggal bagaimana Indonesia bisa membuat sepak bola di sini lebih berkembang lagi dengan adanya Piala Dunia U-17 ini," kata dia menegaskan.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement