Rabu 21 Jul 2010 02:27 WIB

Danone Nations Cup, Saat Anak-anak Berebut Tiket ke Afrika Selatan

Rep: Israr/ Red: Endro Yuwanto
Danone Nations Cup
Danone Nations Cup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebelas Sekolah Sepak Bola (SSB) dan satu sekolah dasar mewakili 12 kota akan berlaga di putaran final Danone Nations Cup, di Stadion Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, 24-25 Juli.

Mereka akan mengeluarkan kemampuan terbaik di lapangan sepak bola mini untuk menjadi juara dan mewakili Indonesia dalam putaran final dunia Danone Cup yang akan berlangsung di Afrika Selatan pada 29 September-3 Oktober 2010.

Ke-12 tim tersebut adalah SSB Hasanuddin Makassar, SSB Patriot Aceh, SSB AMS Seyegan Yogyakarta, SSB Tugu Muda Semarang, SD Negeri 2 Tegal Rejo Banjarmasin, SSB Mayang Putra Medan, SSB Uni Bandung, SSB Banteng Muda Malang, SSB Asiop Apacinthi Jakarta, SSB Putra Brandon A Padang, SSB Villa 2000 Tangerang, dan SSB Numbay Star Papua.

Dua belas tim ini merupakan juara di daerah masing-masing yang dimulai sejak Mei hingga Juni lalu. Sebanyak 30 ribu anak dari 2.569 sekolah dasar dan SSB ambil bagian di babak penyisihan tersebut. Peserta Danone Cup tahun ini naik hingga 30 persen jika dibanding musim lalu.

''Kami senang melihat semakin besarnya antusiasme serta semangat bertanding dari anak-anak Indonesia sehingga muncul 12 tim yang berprestasi dalam babak kualifikasi di daerah,'' kata Tani Sulaeman, Brand Director Aqua dalam acara undian putaran final di Jakarta, Selasa (20/7).

Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes menyatakan, PSSI sangat mendukung upaya pihak ketiga seperti Danone dalam pembinaan pemain usia dini. Menurut Nugraha, ajang ini baik untuk melatih kejujuran, disiplin, kepatuhan, kecerdasan, dan persahabatan anak-anak yang berlaga. "Main sepak bola tidak hanya pakai otot, tapi juga otak. Anak-anak tidak boleh dipanas-panasi untuk bermain kasar,” katanya.

Nugraha menambahkan, Danone Cup merupakan salah satu turnamen sepak bola anak yang telah mendapat rekomendasi dari PSSI. Pencarian bakat-bakat baru dalam sepak bola, kata dia, memang harus dilakukan oleh berbagai pihak, tidak hanya oleh PSSI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement