Uhuy! Giovanni van Bronckhorst Jadi ke Indonesia Akhir Juni Ini

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM--Setelah tertunda dua kali, akhirnya Giovanni van Bronckhorst pulang kampung juga. Mantan kapten timnas Oranje keturunan Maluku itu kepada Radio Nederland menyatakan berangkat Juni ini.

Penantian pencinta Giovanni van Bronkhorst di Indonesia, bisa berakhir manis. Maret lalu Van Bronchrost sempat membuat kecewa pencinta sepakbola Indonesia, ketika mantan pemain Arsenal, Barcelona dan Feyenoord keturunan Maluku itu batal mendampingi 20an pemain keturunan Maluku dalam rangka undangan 'Indonesia Tanah Air Beta' lawatan ke berbagai kota di Indonesia.

Menurut pihak pengundang di Indonesia, kegagalan karena alasan teknis kesiapan penyelenggara. Namun publik di Belanda menduga pembatalan kunjungan Maret lalu karena keberatan kalangan RMS (Republik Maluku Selatan) yang tidak mendukung kunjungan bernuansa politik. Judul 'Indonesia Tanah Air Beta' bagi kalangan simpatisan RMS dipandang sebagai pengingkaran perjuangan mereka.

Sementara Gio sendiri hanya mengatakan sangat menyayangkan pembatalan rencana Maret itu. Ia menekankan kunjungan Juni ini berbeda dengan sebelumnya. Kepada RNW, Giovanni menuturkan hanya ke Jakarta berangkat 21 Juni dan berada di Indonesia selama enam hari. "Saya akan mempromosikan foundation dan juga menjumpai fans di Indonesia."

Kesempatan kali ini hanya ke Jakarta, karena alasan waktu dan juga keluarga. Ia ingin menunggu sampai putra bungsunya Joshua (2006) besar. "Kunjungan ke Ambon lain kali. Karena sangat istimewa, saya ingin si bungsu bisa menikmati kunjungan itu juga," tuturnya pada Radio Nederland di sela acara peresmian proyek Sekolah Sepak Bola Maluku di Middelburg.

Tujuan utama kunjungan ke Jakarta kali ini mempromosikan Giovanni van Bronckhorst Foundation, yayasan yang berdiri sejak 2008 itu bertujuan antara lain mendukung mengembangkan potensi dan bakat anak-anak di berbagai negara.

Giovanni dikenal punya rasa solidaritas tinggi, selain punya organisasi amal ia juga terlibat proyek SSBM (Sekolah Sepakbola Maluku) yang dimotori yayasan Mobilae Maluku Foundation beserta mitra di Maluku. Proyek yang juga didukung berbagai kalangan di Belanda dan Indonesia ini berupaya menjadikan sepak bola sebagai penyatu dan pendamai pasca konflik sektarian.