Selasa 24 Jul 2012 08:57 WIB

Pemkot Surabaya Evaluasi Penerangan Stadion Gelora Bung Tomo

Persebaya Qpr
Persebaya Qpr

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Insiden padamnya lampu Stadion Gelora Bung Tomo dalam pertandingan uji coba internasional antara Persebaya melawan Queens Park Rangers (QPR) pada Senin malam, membuat Pemerintah Kota Surabaya akan mengevaluasi sistem penerangan stadion tersebut.

"Hari ini (Selasa, red) saya akan memanggil dan mengevaluasi sistem penerangan di stadion. Kami ingin tahu kenapa lampu bisa padam saat pertandingan berjalan," ujar Kepala Dispora Surabaya Sigit Sugiharsono, Selasa.

Sigit mengaku sempat ditegur oleh Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH terkait insiden di tengah pertandingan. Tidak berselang lama, ia langsung datang ke stadion dan menanyakan masalah yang terjadi.

Hasilnya, sistem penerangan memang menggunakan genset, bukan PLN. Sedangkan genset yang digunakan dinilai tidak mencukupi, apalagi semua sistem listrik di stadion menggunakan genset yang sama.

"Tapi apapun kekurangannya akan kami bahas dalam evaluasi. Sekarang belum bisa dipastikan apa penyebabnya. Kami juga akan mencari solusi untuk memperbaikinya," kata dia.

Insiden padamnya lampu pertama kali terjadi beberapa jam sebelum pertadingan. Saat itu dilakukan peralihan dari PLN ke genset. Kemudian ketika tim QPR masuk melakukan pemanasan, lampu kembali padam. Namun pemandangan di stadion lebih menarik karena 30 ribu suporter menyalakan lampu ponsel hingga seperti ribuan kunang-kunang berterbangan.

Kejadian terulang ketika kedua tim melalukan pemanasan beberapa menit sebelum laga. Serta terakhir terjadi ketika pertandingan babak kedua berjalan 37 menit. Wasit terpaksa menghentikan pertandingan selama 10 menit hingga lampu kembali menyala.

Sigit menjelaskan, insiden pertama memang peralihan. Kedua, lampu dinyalakan menggunakan kekuatan hingga 1.000 megawatt. Tapi tidak lama padam hingga 400 megawatt. Kekuatan itu ternyata masih belum mencukupi dan drop hingga 270 megawatt hingga akhirnya padam di tengah pertandingan.

"Akhirnya jalan satu-satunya mengurangi penerangan lampu dan tidak digunakan semua. Syukurlah bisa sampai berakhir meski tidak seterang sebelumnya," tutur Sigit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement