Rabu 06 Feb 2013 13:37 WIB

Kiper Debrecen Bantah Skandal Laga Liverpool

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Didi Purwadi
Vukasin Poleksic
Foto: Reuters
Vukasin Poleksic

REPUBLIKA.CO.ID, DEBRECEN -- Klub Hungaria, Debrecen, langsung mendapat sorotan setelah Europol melaporkan adanya dugaan pengaturan pertandingan dalam 380 laga di kawasan Eropa. Pihak kepolisian Eropa itu menyebut salah satu yang dicurigai adalah laga Liga Champions yang terjadi di Inggris.

Europol tidak mengungkap langsung pertandingan mana yang tengah diinvestigasi. Namun media Denmark, Ekstra Bladet, mendapatkan informasi dari sumber Europol bahwa laga yang masuk penyelidikan itu melibatkan Debrecen.

Pertandingan yang dicurigai terjadi ketika klub Hungaria itu menelan kekalahan 0-1 dari Liverpool di Stadion Anfield. Laga itu merupakan partai pembuka Grup E Liga Champions 2009/2010.

Sosok yang mendapat sorotan dalam laga itu kiper Debrecen, Vukasin Poleksic. Media Denmark melaporkan penjaga gawang Montenegro tersebut didekati sindikat pengaturan pertandingan untuk membuat gawangnya kebobolan lebih dari dua gol.

Namun, dalam wawancara eksklusifnya dengan Daily Mail, Poleksic membantah adanya skandal dalam laga itu.

"Siapapun yang melihat laga itu akan mengetahui apa yang dikatakan orang adalah kebohongan," kata Poleksic. "Pertandingan tidak terlihat aneh pada malam itu. Tidak ada apapun."

Dalam pertandingan di markas Liverpool itu, gawang Poleksic nyatanya hanya kebobolan satu gol. Jelang akhir babak pertama, ia menahan tendangan Fernando Torres. Namun, bola hasil tepisan Poleksic justru mengarah ke Dirk Kuyt yang kemudian membobol gawangnya.

Debrecen hanya kalah 0-1 dan Poleksic melakukan beberapa penyelamatan dalam pertandingan itu. Kiper yang mengalawi kariernya di Sutjeska Niksic itu menggagalkan peluang Steven Gerrard pada menit ke-25.

Ia kemudian menepis dua tendangan Albert Riera di paruh pertama. Poleksic juga lagi-lagi menyelamatkan gawangnya dari kebobolan ketika Yossi Benayoun mendapatkan peluang di babak kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement