REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- "Caxirola", perkusi musik sejenis trompet vuvuzela di Afrika Selatan, dilarang dimainkan pada turnamen Piala Konfederasi mendatang dengan alasan keamanan.
"Penonton tidak diijinkan memainkan alat musik di dalam stadion, termasuk caxirola," kata Medeiros Hilario, salah satu ofisial Panitia Penyelenggara Piala Konfederasi yang bertanggung jawab atas masalah keamanan, Senin (27/5) waktu setempat.
"Kami tidak mengijinkan penggunaan alat itu dalam pertandingan persahabatan termasuk dalam turnamen Piala Konfederasi," Hilario menambahkan.
Piala Konfederasi akan dilangsungkan di Brasil pada 15-30 Juni 2013. Larangan penggunaan alat musik caxirola mulai berlaku sejak Ahad (26/5) ketika Brasil mengadakan pertandingan persahabatan dengan Inggris di lapangan ikon Rio, Stadion Maracana.
Keputusan pelarangan itu menyusul kejadian pada 28 April 2013 lalu, ketika penonton yang berang melemparkan lusinan caxirola ke tengah lapangan saat berlangsung pertandingan antara Bahia dan Vitoria.
Caxirola, menjadi instrumen resmi pada Piala Dunia 2014. Brasil sebagai tuan rumah, diresmikan Presiden Dilma Rousseff bulan lalu. Alat itu terbuat dari plastik dirancang pembuatannya oleh bintang musik Brasil dan penulis lirik Carlinhos Brown. Caxirola bisa mengeluarkan suara harmonis bila diguncang-guncang.
Vuvuzela, trompet plastik berasal dari instrumen tradisional di Afrika Selatan, mengeluarkan suara khusus dan menjadi simbol dalam seak bola Afrika Selatan setelah penonton menganggapnya sebagai aksesori penting dalam pertandingan.
Alat itu menjadi dikenal secara luas pada penyelenggaraan Piala Konfederasi 2009 dan menjadi lebih luas dikenal pada Piala Dunia tahun berikutnya.
Badan sepak bola dunia FIFA tergerak untuk melarang vuvuzela dari semua lapangan pertandingan, setelah adanya laporan suara alat itu mengurangi fungsi pendengaran dari jarak dekat, tapi tetap saja jadi alat idola dan menjadi latar suara di Piala Dunia sebelumnya.