REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pengadilan Hong Kong menyatakan pengusaha asal Hong Kong, Carlos Yeung, bersalah atas lima dugaan tindakan pencucian uang. Pemilik Birmingham City itu terancam kurungan penjara selama 14 tahun lantaran dianggap melakukan pencucian uang sebesar 55,4 juta pound. Yeung melakukan praktek pencucian uang itu melalui rekening-rekening banknya selama enam tahun, terhitung sejak 2001 hingga 2007.
Pengusaha berusia 14 tahun itu bakal divonis di pengadilan setempat pada Jumat (7/3) waktu setempat. Vonis ini merupakan puncak dari kasus pencucian uang yang menyeret Yeung. Sebelumnya, pengusaha salon kecantikan itu didakwa dan ditangkap pada Juni 2011 silam.
Dalam proses persidangan, Yeung dianggap berbohong dengan memberikan keterangan berbelit-belit dan tidak bisa menjelaskan asal muasal kekayaannya yang mencapai 7,7 juta pound. Yeung juga terlalu berlebihan dalam menjelaskan pendapatan dan reputasi bisnis salon yang dimilikinya.
''Saya menemukan terdakwa tidak jujur dalam pengakuannya. Saya melihat dia sudah menyiapkan skenario tertentu dan mencoba untuk terus berbohong kapan pun yang dia mau,'' kata anggota majelis hakim, Yau, Senin (3/3).
Yeung mengambil alih kepemilikan Birmingham City dari David Sullivan and David Gold pada Oktober 2009. Dalam upaya keduanya itu, Yeung menggelontorkan dana pembelian sebesar 81,5 juta pound. Ini merupakan upaya pembelian kedua Yeung setelah gagal pada 2007 silam.
Sejak diambil alih Yeung, performa Birmingham tidak konsisten. Tim berjuluk The Blues itu sempat meraih titel Piala Liga pada 2011. Namun, performa di Liga Primer Inggris begitu buruk sehingga tim besutan Alex McLeish itu terdegradasi pada akhir musim 2010/2011.
Kasus pencucian uang yang menimpa Yeung pada 2011 memaksa dia mengundurkan diri sebagai Presiden Birmingham City. Memegang mayoritas saham, Yeung juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin perusahan induk Birmingham City, Birmingham International Holdings Ltd (BIHL).