Kamis 29 May 2014 16:47 WIB

Akhir Sistem Kepemilikan Bersama di Liga Italia

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Citra Listya Rini
Serie A Italia
Foto: www.footballticketnet.com
Serie A Italia

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Jika dibanding dengan lima top kompetisi Eropa lainnnya, Liga Italia masih memperbolehkan sistem kepemilikan bersama seorang pemain. Namun, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menegaskan sistem ini telah dihapus dari perangkat aturan ketentuan di Liga Italia.

FIGC pun dengan tegas melarang semua model sistem kepemilikan bersama dua klub terhadap kontrak satu pemain pada bursa transfer musim depan. Presiden FIGC, Giancarlo Abate, menegaskan keputusan ini diambil lantaran sudah tidak ada lagi negara-negara di Eropa yang mengadopsi sistem ini.

Keputusan ini dibuat dengan alasan untuk membuat Liga Italia lebih kompetitif. Meski begitu, FIGC mengakui, tidak semua tim di Serie A yang sepakat dengan kebijakan tersebut. Namun, secara mayoritas, semua klub berharap FIGC menghapuskan sistem kepemilikan bersama tersebut.

Abate menjelaskan pihaknya akan memberikan waktu buat sisten kepemilikan bersama yang telah berjalan untuk diperpanjang maksimal satu tahun mendatang. Ini sebagai masa transisi yang dilakukan oleh FIGC terkait pelarangan sistem kepemilikan bersama seorang pemain.  

''Dalam beberapa bulan mendatang, kami akan melakukan evaluasi terhadap kontrak-kontrak kepemilikan bersama yang masih berjalan. Tapi, yang pasti, model, tipe, dan prosedur kepemilikan bersama sudah tidak normal dan ditinggalkan oleh negara-negara di Eropa. Kepemilikan bersama sudah tidak bisa lagi diterapkan,'' kata Abate dalam konferensi pers, seperti dikutip Football-Italia, Kamis (29/5).

Abate menegaskan pihaknya akan terus memantau pemain-pemain yang masih berstatus sebagai kepemilikan bersama. ''Praktik ini masih berjalan dan akan segera berakhir. Praktik ini hanya akan bertahan dan akhirnya menghilang hingga tidak ada pemain yang kontraknya dimiliki oleh dua klub,'' lanjut Abate.

Dalam sistem kepemilikan bersama, dua klub memiliki hak yang sama atas pemain bersangkutan, yaitu sebesar 50 persen. Pada penerapannya, kepemilikan bersama dianggap mampu memberikan keuntungan kepada tim-tim yang tidak memiliki banyak dana untuk bisa mendatangkan pemain berkualitas.

Kepemilikan bersama ini bisa berakhir jika salah satu klub berniat membayar separuh dari kepemilikan pemain tersebut ke klub partner mereka dan mendapatkan 100 persen kepemilikan pemain itu. Namun, masalah muncul terkait penilain terhadap pemain tersebut. Kasus yang paling baru terjadi pada top skorer Liga Italia musim ini, Ciro Immobile.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement