Sabtu 21 Feb 2015 13:06 WIB

Kemenpora Curigai Isi Surat PSSI ke FIFA

Rep: C61/ Red: Erik Purnama Putra
Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto (kanan).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memutuskan untuk menunda kick off Indonesia Super League (ISL) 2015 dari Februari menjadi April mendatang. Penundaan tersebut berlatarkan tingkah PT Liga Indonesia dan klub-klub peserta ISL yang tidak mematuhi aturan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Padahal penundaan tersebut bertujuan untuk memberi waktu agar klub LSI memenuhi syarat yang wajib dipenuhi. Di antaranya, persyaratan pajak klub dan pemain dan surat bebas utang. Sehingga, para pemain yang belum digaji mendapatkan haknya. Apalagi persyaratan yang diajukan BOPI juga persis yang dimnta FIFA atau AFC.

Namun, PT Liga Indonesia tetap melaporkan penundaan LSI 2015, kepada induk organisasi sepak bola dunia, FIFA. Alhasil FIFA yang diprediksi belum mengetahui induk persoalan penundaan kick off, berpihak kepada PT Liga Indonesia. FIFA meminta PSSI segera menggulirkan kompetisi, dengan ancaman sanksi jika tidak dijalankan.

"Kami tidak akan surut, kami akan jelaskan alasan-alasan terkait penundaan ISL. Jika FIFA mengetahui persoalan yang sebenarnya mereka pasti mengerti," kata Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, saat dihubungi Republika.co.id.

 

Pihaknya meyakini PSSI tidak mengabarkan seutuhnya, bahwa sudah ada beberapa peringatan BOPI sejak tahun lalu. PSSI hanya melaporkan sepolah-olah BOPI langsung merekomendasikan penundaan kompetisi.

"Kewajiban pemerintah adalah memastikan profesionalisme perusahaan termasuk klub sepak bola yang mengelola atau memiliki klub," katanya. "Kami juga ingin memastikan agar regulasi FIFA diterapkan dan juga ingin memastikan agar peraturan perundang-undangan di Indonesia juga ditegakkan oleh PT Liga Indonesia dan klub peserta LSI."

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement