REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP Reni Marlinawati menyesalkan penundaan kick off Indonesia Super League (ISL) 2015 hingga dua minggu oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Menpora Imam Nahrawi.
"Penundaan kick off ISL oleh BOPI dan Menpora tentu akan memberi dampak serius terhadap masa depan sepak bola nasional kita. Bayang-bayang ancaman sanksi oleh FIFA telah di depan mata," katanya dalam pernyataan pers di Jakarta, Ahad (22/2).
Menurut dia, keputusan Menpora ini tentu tidak sesuai kesepakatan dalam Raker di Komisi X pada 5 Februari 2015 lalu. Dia menilai, keputusan itu kurang bijak. "Atas dasar itulah, saya mendesak agar Menpora dan BOPI mencabut larangan Kick Off ISL tersebut," katanya.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memutuskan menunda Indonesia Super League (ISL) 2015 hingga dua minggu mengingat klub peserta dan PT Liga Indonesia belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan Badan Olahraga Profesional Indonesia.
"Berdasarkan hasil verifikasi dari BOPI, klub-klub ISL maupun PT Liga Indonesia belum memenuhi persyaratan yang ditentukan menurut standar regulasi FIFA, AFC maupun UU SKN," kata Imam saat konferensi pers di Kantor Kemenpora Jakarta, pekan lalu.
BOPI sebagai lembaga yang berhak mengeluarkan rekomendasi izin keramaian agar terselenggaranya ISL, memberi kesempatan PT Liga Indonesia selaku penyelenggara ISL serta klub peserta untuk melengkapi persyaratan yang diperlukan, seperti bukti pelunasan tunggakan pemain, pelatih dan ofisial, surat kontrak kerja profesional pelatih, pemain dan ofisial tim serta bukti pelunasan pajak.
Selama dua pekan ke depan, BOPI mengaku siap untuk mendampingi dan membantu baik PT Liga maupun klub peserta ISL untuk melengkapi dokumen yang belum terpenuhi. "Yang terpenting adalah BOPI pro aktif dan terus menjalin komunikasi ke PT Liga dan klub. Artinya BOPI siap mendampingi," kata Imam.