REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris tim Persipura Jayapura, Rocky Babena, khawatir FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada sepakbola Indonesia. Kekhawatirannya meningkat setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) membentuk tim transisi yang berniat akan menggulirkan kembali kompetisi.
Rocky menilai jika kompetisi dikendalikan tim transisi maka hal itu akan sia-sia. Terlebih FIFA telah merestui kepengurusan PSSI di bawah pimpinan La Nyalla Mattaliti.
"(Tim transisi) itu silahkan saja dibentuk, tapi mereka tidak bisa menjadi bagian. Kami bukan bagian mereka. Yang jadi pertanyaan itu kan dasarnya dari mana (Tim Transisi menggulirkan kompetisi). Kita perlu mengetahui itu. Sekarang begini, kalau kompetisi berjalan tapi tidak ada kalendernya di FIFA maka sama saja kan itu liga tarkam. Kami selalu berjalan pada FIFA," kata Rocky saat dihubungi ROL, Senin (11/5) sore.
Rocky menambahkan tim mutiara hitam selalu menjadi korban dari kisruh PSSI dan Kemenpora. Imbasnya hingga perjalannan Persipura di ajang Campions Asia. Sebab itu, ia berharap permasalahan ini segera selesai. Kata Rocky rencananya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Bandung, Selasa (12/5) fokus klub akan membahas rencana kompetisi yang bakal di gulirkan tim transisi itu.
"Sudahlah jangan ciptakan atmosfer makin panas, kami pernah dua kali jadi korban dualisme mereka saat kami berlaga di ajang AFC, jadi jangan sampai ini terjadi lagi untuk kesekian kalinya, masa mau jatuh di lubang yang sama," tuturnya.
Sementara itu, saat ditnya terkait kebenaran surat yang dikirim Johar Arifin pada FIFA, Rocky pun membenarkan hal itu. Meski demikian, ia tak mau berterus terang isinya.
Iya surat itu ada, saya sempat baca itu, menurut saya isinya ga ada masalah,tentang isinya nanti kita juga akan bahas itu di RUPS, kami ikut.