Rabu 27 May 2015 17:09 WIB
Piala AFC 2015

Persipura Tuding BOPI Sebagai Biang Keladi Pembatalan di Piala AFC

Rep: C02/ Red: M Akbar
Persipura Jayapura
Foto: ANTARA FOTO/Roy Ratumakin
Persipura Jayapura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Persipura Jayapura, Rocky Babena, menyalahkan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) terkait gagalnya Pahang FA untuk berlaga di Papua pada laga babak 16 besar Piala AFC 2015.

Ia meyakini BOPI menjadi biang keladi yang membuat Pahang FA terpaksa balik ke Malaysia setelah tiba di bandara Soekarno Hatta untuk tampil ke Papua melawan Persipura. Ia mengatakan rekomendasi yang diberikan BOPI ke Persipura telah datang terlambat.

Akibatnya, Rocky mengatakan dirjen imigrasi tidak mau menerima rekomendasi itu. Hasilnya, tiga pemain asing Pahang FA tertahan di bandara Soekarno Hatta dan menimbulkan ketidaksenangan dengan melaporkan kejadian ini ke AFC.

"Ini salah BOPI yang berikan rekomendasi itu terlambat," ujar Rocky Babena kepada Republika, Rabu (27/5).

Rocky melanjutkan dalam persepakbolaan Visa on arrival bisa diberikan kepada pemain asing dari negara yang belum bekerjasama dengan Indonesia untuk mendapatkannya. Meskipun syaratnya melewati rekomendasi dari pemerintahan dan hanya dengan tujuan keolahragaan. Ini pun kata dia sudah pernah terjadi saat Persipura berlaga di India.

Saat itu pemain asing dari Persipura tidak mempunyai Visa dan negara asal pemain asing itupun uga tidak bekerjasama dengan India. Tapi, India mengerti dengan aturan itu. Sehingga Visa on Arrival itu diberikan ke pemain asing Persipura.

"Ini pernah terjadi pada kita saat bermain di India. Tapi India mengerti hal itu dan pemain asing kita mendapatkan visa on arrival," kata Rocky.

Karena kasus ini muncul. Persipura tidak lagi bisa berbuat apapun selain menunggu sanksi dari AFC. Kabar terakhir yang didapatkan Persipura. AFC kini sedang merapatkan kasus ini. Rocky menyebutkan berkemungkinan Persipura bisa didiskualifikasi dari kompetisi AFC. Bahkan bisa juga menghasilkan sanksi lebih parah dari itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement