REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Senin (8/10), terlihat sepi penonton. Hanya puluhan kursi yang terlihat berisi oleh penonton yang dari siswa-siswi Sekolah Luar Biasa dari DKI Jakarta. Di antaranya dari SLB Tuna Rungu Santi Rama Jakarta dan SLB Flora Indonesia.
Pantuan Republika.co.id di Stadion GBK minim penonton masyarakat umum yang ikut hadir menyaksikan pertandingan cabor para atletik. Kebanyakan mereka yang datang hanyalah para siswa siswi yang mengenakan seragam dan para jurnalis dari berbagai negara.
Marni (48) tahun, salah seorang guru dari SSB Flora Indonesia mengatakan penonton pertandingan para atletik memang terlihat sepi dibandingkan pertandingan Asian Games bulan lalu. Marni datang ke GBK mendampingi anak-anak didiknya menyaksikan perjuangan atlet para games dari berbagai negara Asia.
Kursi penonton yang terisi hanya di bagian kanan bawah tribun barat stadion GBK. Marni mengatakan seharusnya tribun penonton di stadion GBK bisa lebih banyak terisi andaikan pihak pemerintah dan penyelenggara Asian Para Games 2018 yakni Inapgoc lebih banyak menyebarkan undangan menonton gratis ke sekolah-sekolah SLB atau sekolah umum. Karena selain untuk hiburan dari pertandingan olahraga, ajang Asian Paragames juga bermanfaat untuk berbagai inspirasi.
"Baiknya tiket gratis ke sekolah-sekolah lebih banyak biar stadion enggak sepi," kata Marni.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya menyempatkan waktu datang ke stadion pertandingan Asian Para Games 2018. Imam mengatakan pertandingan Asian Paragames tidak kalah seru dibandingkan Asian Games kemarin.
"Ayo datang ke stadion, ke venue-venue. Rugi kalau tidak menonton Asian Paragames 2018," kata ucap Imam di Main Press Center (MPC) di GBK Arena, Senayan, Jakarta.
Menpora menyebutkan pertandingan bulutangkis dan renang Asia Paragames di hari kedua, Ahad (7/10) kemarin cukup ramai oleh penonton karena bertepatan dengan hari libur. Di situ atlet-atlet Indonesia kata dia sangat termotivasi untuk menang karena masifnya dukungan penonton di tribun.
Imam menyebutkan medali emas pertama yang diraih Indonesia dari cabang bulutangkis beregu putera. Sejak awal tim bulutangkis beregu hanya ditarget medali perak. Tapi di luar dugaan Indonesia mendapatkan emas. Pencapaian itu menurut Imam karena adanya dorongan dan semangat dari penonton dari negeri sendiri.
"Dukungan masif dari kita semua akan turut memotivasi atlet kita untuk menang," ujar Imam.
Ikuti Whatsapp Channel Republika