Ahad 20 Jan 2019 08:42 WIB

Saruta Rebut Sabuk Juara ONE Champhionship di Laga Puncak

Para petarung Indonesia belum mampu bicara banyak.

Petarung asal Jepang, Yosuke “Tobizaru” Saruta memangku sabuk gelar juara kelas strawweight yang diraihnya usai mengalahkan Joshua Pacio di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (19/1).
Foto: DOK ONE
Petarung asal Jepang, Yosuke “Tobizaru” Saruta memangku sabuk gelar juara kelas strawweight yang diraihnya usai mengalahkan Joshua Pacio di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran ONE Champhionship dengan tajuk ONE : Eternal Glory telah selesai mengguncang Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (19/1) malam WIB. Rangkaian 14 pertarungan yang dihelat telah menyajikan sejumlah tontonan penuh baku hantam dan teknik kelas dunia.

Laga yang dinantikan sebagai puncak dari Eternal Glory pun berjalan sengit hingga ronde terakhir. Setelah melalui seluruh ronde yang berjumlah lima, Petarung Jepang Yosuke “Tobizaru” Saruta berhak merebut gelar ONE Strawweight World Champion. Saruta meraih kemenangan split decision dari petarung Filipina, Joshua 'The Passion' Pacio.

 

Meski lebih tua delapan tahun dari lawannya, Saruta mampu mempertontonkan penampilan yang bertenaga saat mengalahkan sang juara dunia bertahan. Salah satu senior di kancah bela diri Negeri Sakura berusia 31 tahun tersebut tanpa henti melancarkan serangan-serangan gulatnya. Saruta selalu mampu menjatuhkan Pacio di beberapa kesempatan sembari melancarkan kombinasi serangan kaki. Sepanjang lima ronde yang enuh aksi, baik Saruta maupun Pacio telah memberikan kemampuan terbaiknya. Di akhir laga, Saruta membuktikan ia layak untuk merebut nilai terbesar dari dua juri dan memenangkan laga dengan kemenangan angka split decision.

 

photo
Saruta kerap mampu membuat Pacio tersudut ketika bertarung di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (19/1).

Tak hanya laga perebutan sabuk juara antara Saruta dan Pacio saja yang menarik perthatian ribuan penonton di Istora. Dalam laga ONE Super Series Muay Thai, petarung Thailand Mongkolpetch Petchyindee Academy dan lawannya, asal Selandia Baru Alexi Serepisos menunjukkan duel ketat.

Kedua ahli bela diri Thailand tersebut dikenal sama-sama bertipikal penyerang. Namun, sepanjang laga, Mongkolpetch berhasil membuktikan sebagai petarung yang tak hanya cepat melainkan juga kuat, secara konsisten selalu tenang menghadapi lawannya. Pada akhirnya, ketiga juri memberikan nilai lebih unggul untuk kemenangan angka mutlak bagi Mongkolpetch.

Sayang, aksi yang ditunggu-tunggu dari para petarung Indonesia kurang berbuah manis. Dalam pertarungan penuh semangat di antara dua petarung kelas atom, Juara wushu India Puja 'The Cyclone' Tomar mencetak kemenangan istimewa saat mengalahkan idola tuan rumah, Priscilla Hertati Lumban Gaol. Puja menggunakan keunggulan serangannya untuk menahan berbagai usaha Priscilla melalui pukulan tangan kanan, sembari menunjukkan keunggulan serangan dan pertahanan gulat sepanjang tiga ronde. Pada akhirnya, dua dari tiga juri melihat pertarungan ini merupakan milik Puja dengan kemenangan angka split decision.

Selain Puja, petarung Filipina Robin 'D’ Ilonggo' Catalan juga menunjukkan penampilan yang dominan saat mengalahkan salah satu petarung unggulan Indonesia, Stefer Rahardian melalui kemenangan angka mutlak. Catalan tampil dengan menunjukkan keunggulan dibandingkan lawannya. Ia dengan mudah dapat menghindari usaha Stefer untuk menjatuhkannya. Setelah bertarung selama tiga ronde, akhirnya Robin Catalan sukses mengangkat kedua tangannya dengan kemenangan angka yang diberikan oleh ketiga jurinya.

photo
Stefer terus berusaha memberikan tekanan kepada lawannya, Robin.

"Kekalahan yang mengecewakan, sebenarnya saya sudah berusaha sangat keras. Terimakasih atas dukungan semuanya di Istora," kata Stefer tak lama setelah laga selesai.

Para penggemar ONE Champhionship di Indonesia juga belum bisa melihat idolanya, Anthony Engelen berjaya. Petarung Indonesia berdarah Belanda ini harus mengakui keunggulan lawannya, Kwon Won Il. Engelen takluk setelah dijatuhkan Won ketika laga memasuki detik ke-67.

Petarung Indonesia lainnya, Sunoto juga belum bisa memberikan yang terbaik bagi publik Indonesia. Sosok berusia 33 tahun penganut jiu jitsu dan kickboxing itu harus menerima kekalahan KO dari lawannya, Niu Kang Kang pada detik ke-31.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement