Kamis 24 Jan 2019 17:49 WIB

Vigit Waluyo Ungkap Sejumlah Klub Dilindungi Komite Wasit

Klub itu pemilik atau manajemennya juga memiliki jabatan di PSSI.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Endro Yuwanto
Tersangka kasus dugaan pengaturan pertandingan sepakbola Vigit Waluyo (kiri) didampingi pengacaranya memberikan keterangan seusai menjalani pemeriksaan di ruangan Ditreskrimum Polda Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Tersangka kasus dugaan pengaturan pertandingan sepakbola Vigit Waluyo (kiri) didampingi pengacaranya memberikan keterangan seusai menjalani pemeriksaan di ruangan Ditreskrimum Polda Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tersangka kasus pengaturan skor, Vigit Waluyo, mengungkapkan klub-klub di Liga Indonesia yang biasa mendapat perlindungan dari Komite Wasit dalam setiap pertandingan. Klub-klub tersebut adalah klub yang pemilik atau manajemennya juga memiliki jabatan di PSSI.

"Di wilayah komite perwasitan itu selalu menopang klub-klub yang dihuni oleh orang yang merangkap jabatan. Misalnya klub itu ada pejabatnya di PSSI. Itu yang saya tahu," kata Vigit usai menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (24/1).

Menurut Vigit, jika persepakbolaan Indonesia ingin maju dan berkembang, maka satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah merombak total jajaran pengurus PSSI. Itu tak lain karena pengurus PSSI saat ini banyak yang memiliki kepentingan. Sehingga, membuat jalannya liga di Indonesia tidak sehat. "PSSI perlu revormasi total. Dalam keadaan seperti ini, semua pihak ada kepentingan masing-masing," ujar Vigit.

Vigit sudah berstatus sebagai tersangka penyuapan terhadap anggota Komite Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto. Suap terhadap Mbah Putih, sapaan Dwi Irianto, dimaksudkan untuk membantu dan mengawal PS Mojokerto Putra dan PSS Sleman lolos ke Liga 1. Vigit selama ini disebut-sebut sebagai sosok penting dalam pengaturan skor di sepak bola Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement