Kamis 24 Jan 2019 18:03 WIB

Vigit Waluyo: Komite Wasit Bantu Saya Atur Pertandingan

Awalnya ia terlibat pengaturan skor untuk melindungi klub yang dibesarkannya, PSMP.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Endro Yuwanto
Tersangka kasus pengaturan skor Vigit Waluyo (tengah) seusai menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (24/1).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Tersangka kasus pengaturan skor Vigit Waluyo (tengah) seusai menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tersangka kasus pengaturan skor Vigit Waluyo mengungkapkan oknum PSSI dan Komite Wasit PSSI yang membantunya mengatur pertandingan. Oknum PSSI yang dimaksud adalah anggota Komdis PSSI non-aktif Dwi Irianto atau Mbah Putih. Sementara oknum anggota Komite Wasit adalah Nasrul Koto.

"Awalnya ketemu Mbah Putih, ia beri saran saya kepada Mas Nasrul Koto untuk menemui beliau. Saya temui beliau. Setalah itu pertandingan kami aman-aman saja," kata Vigit susai menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (24/1).

Vigit mengaku, awalnya ia terlibat pengaturan skor adalah untuk melindungi klub yang dibesarkannya, yaitu PSMP Mojoketro Putra. Vigit merasa PSMP Mojokerto sering 'dikerjai' pihak tertentu sehingga merasa banyak dirugikan. Maka dari itu, ia mulai menjalin sinergi dengan oknum-oknum tersebut.

"Itu mulai awal kami membuat sinergi karena selama ini kami tidak pernah membuat sinergi dengan beberapa oknum. Tapi di 2018 ini kami melakukan komunikasi dengan mereka, supaya tidak 'dikerjai' di pertandingan-pertandingan (PSMP Mojokerto Putra)," kata Vigit.

Vigit kemudian mengungkapkan besaran uang yang dikeluarkan kepada oknum Komite Wasit untuk bersedia membantunya mengatur pertandingan. Besaran yang dikeluarkan antara Rp 25 juta hingga Rp 50 juta. Meskipun ia tidak mau mengungkapkan berapa kali memberikan sogokan kepada Komite Wasit dalam satu musim.

Tidak hanya ke Komite Wasit, Vigit juga menggelontorkan sejumlah uang kepada wasit yang memimpin pertandingan untuk mau mengatur pertandingan tersebut. Besarannya berkisar antara Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. "Untuk wasitnya juga diberi bervariasi. Ada yang Rp 25 juta, ada yang Rp 30 juta, ada juga yang kami tekan. Pembagiannya mereka bagi sendiri, terserah," jelas dia.

Vigit sudah berstatus sebagai tersangka penyuapan terhadap anggota Komite Disiplin (Komdis) PSSI Dwi Irianto. Suap terhadap Dwi Irianto dimaksudkan untuk membantu dan mengawal PS Mojokerto Putra dan PSS Sleman lolos ke Liga 1. Vigit disebut-sebut sebagai sosok penting dalam pengaturan skor di sepak bola Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement