Kamis 09 May 2019 07:04 WIB

Zohri dan Tim Berkomitmen Puasa di Kejuaraan Dunia

Kejuaraan dunia estafet akan mulai digelar Sabtu (11/5).

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Tim estafet 4x100 meter putra Indonesia Lalu Muhammad Zohri (ketiga kanan), Eko Rimbawan (ketiga kiri), Bayu Kertanegara (kanan), Muhammad Abina Bisma (kedua kanan), Joko Kuncoro Adi (kiri) dan Adi Ramli (kedua kiri) berpose di sela mengikuti latihan di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Selasa (7/5/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Tim estafet 4x100 meter putra Indonesia Lalu Muhammad Zohri (ketiga kanan), Eko Rimbawan (ketiga kiri), Bayu Kertanegara (kanan), Muhammad Abina Bisma (kedua kanan), Joko Kuncoro Adi (kiri) dan Adi Ramli (kedua kiri) berpose di sela mengikuti latihan di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Selasa (7/5/2019).

JAKARTA -- Tim atletik Indonesia akan mengikuti kejuaraan lari estafet dunia IAAF World Relay 2019 di Yokohama, Jepang, 11-12 Mei 2019. Kontingen Indonesia direncanakan berangkat dari Jakarta pada Kamis (9/5) pagi ini.

Sekretaris Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung mengatakan, peserta lomba yang diberangkatkan menjalani latihan seperti biasa walau sedang berpuasa. Ia menyampaikan, tidak ada persiapan khusus untuk Lalu Muhammad Zohri, Muhammad Abina Bisma, Eko Rimbawan, Adi Joko, dan Bayu Kertanegara.

Mereka yang beragama Islam pun dikabarkan tetap menjalankan ibadah puasa selama di Jepang. "Sebenarnya enggak ada istilah latihan persiapan terakhir, latihan biasa saja," kata Tigor saat dihubungi Republika, Rabu (8/5).

Ia optimistis kontingen Indonesia dapat meraih hasil maksimal walaupun tim yang diikutsertakan tidak sama dengan komposisi saat merebut medali perak Asian Games 2018. "Tim ini berbeda dengan yang meraih medali perak Asian Games. Tapi, kami harap mereka dapat lolos ke babak final," ujarnya.

Zohri tak terganggu meski saat ini sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. "Kalau latihan sambil berpuasa sudah biasa. Saat Asian Games 2018 dulu juga seperti ini. Apalagi, latihannya sore hari," kata Zohri.

Selama bulan Ramadhan, sistem latihan memang mengalami perubahan dibandingkan hari biasa, yaitu pagi dan sore. Untuk itu, semua atlet harus tetap menjalankan setiap program yang telah disiapkan, termasuk dalam menjaga nutrisi dan asupan vitamin. "Ya saat sahur atau berbuka saya minum vitamin agar tidak cepat capek," kata juara dunia junior lari 100 meter itu.

Untuk menghadapi kejuaraan IAAF World Relays Yokohama ini, Zohri mengaku terus menempa diri bersama dengan rekan-rekannya. Latihan keras pun memang harus diterima.

"Pas mau berangkat dan tanding mungkin tidak puasa (untuk memaksimalkan performa). Nanti saya ganti setelah Lebaran," kata atlet asal Nusa Tenggara Barat itu.

Zohri juga yakin peluang untuk bisa lolos limit agar kesempatan berlaga di Olimpiade tahun depan terbuka lebar. "Kalau saya optimistis akan lolos ya karena dari hasil latihan kami sudah mengalami beberapa peningkatan," kata dia.

Di sisi lain, Zohri mengaku masih ada beberapa kekekurangan pada tim estafet yang harus segera dibenahi, di antaranya saat check mark. Check mark merupakan tanda di lintasan jalurnya sendiri jika estafet dilarikan di jalur terpisah. Caranya adalah menempelkan pita rekat di lintasannya sendiri.

"Karena kejuaraan dunia, kami juga perlu memperbaiki apa yang kurang seperti di check mark. Kadang-kadang telat pas check dan kadang-kadang nabrak juga sih," ujar Zohri. "Untuk target kejuaraan nanti, yang pasti lolos limit Olimpiade dulu dan lolos final dulu sih karena itu kan kejuaraan dunia."

Untuk lolos ke Olimpiade 2020, tim estafet Indonesia harus mampu berada di posisi 16 besar dari 230 negara. Pada Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Doha, Qatar, beberapa waktu lalu Indonesia berada di posisi ke-16 dengan raihan satu medali perak. Medali tersebut diraih oleh Zohri di nomor lari 100 meter dengan catatan waktu 10,13 detik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement