Selasa 14 May 2019 21:55 WIB

Final ABL: Saatnya Juara, CLS!

OCBC Arena adalah lokasi di mana CLS memecahkan telur kemenangan perdana.

Ekspresi para pemain CLS Knights usai memetik kemenangan di ABL.
Foto: Dok CLS
Ekspresi para pemain CLS Knights usai memetik kemenangan di ABL.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BTN CLS Knights Indonesia bakal melakoni laga paling menentukan semenjak mereka mengikuti Liga Bola Basket ASEAN (ABL) pada 2017 lalu. Tim besutan Brian Rowson itu bakal tampil di hadapan publik OCBC Arena, Singapura, menghadapi tuan rumah Singapore Slingers dalam gim kelima final ABL, Rabu (15/5). Siapa pun yang menjadi pemenang bakal mengangkat trofi ABL pertama mereka.

OCBC Arena adalah lokasi di mana CLS memecahkan telur kemenangan perdana mereka di laga tandang dalam fase gugur. Gim pertama dan gim keempat berhasil dimenangi oleh CLS. Pada di dua gim tersebut, ada karakter berbeda. Ketenangan di gim pertama dan keberanian berpadu dengan keyakinan di gim keempat. Tiga hal itu jika dikombinasikan tentunya akan mewujud trofi ABL dibawa pulang ke Surabaya.

Rowsom mengaku gim keempat harus dijadikan contoh bahwa jika CLS bisa mempertahankan penampilan yang sama ketika memainkan gim kelima nanti, ia yakin gelar juara bukan sekadar mimpi.

"Tadi saya sampaikan di ruang ganti, jika kita konsisten bermain seperti ini, kita akan membawa pulang trofi ABL ke Surabaya pada hari Rabu (15/5) nanti," kata Rowsom selepas kemenangan di gim keempat, Sabtu (11/5) lalu.

Eksploitasi paint area

Jika dari segi moral ada perbedaan antara gim pertama dan gim keempat. Satu hal yang menyamakan keduanya, yakni eksploitasi paint area.

Di gim pertama, CLS meraup 50 poin dari upaya mereka menerobos paint area. Dan di gim keempat, 38 poin didapatkan CLS dari ruang tersebut.

Kendati sama-sama besar, perbedaan mendasar dari gim pertama dan keempat terletak pada sang center, Darryl Watkins.

Di gim pertama, Watkins masih kesulitan mengimbangi keperkasaan Pemain Bertahan Terbaik ABL John Fields di bawah ring baik dalam situasi menyerang maupun bertahan.

Sebaliknya, di gim keempat, Watkins tampil begitu perkasa dengan mengisolasi Fields di bawah ring, terutama dalam situasi bertahan. Fields tak sekalipun berhasil memenangi perebutan bola rebound ketika Slingers dalam situasi menyerang, sebaliknya Watkins dalam situasi itu memenangi lima bola rebound.

Keunggulan juga diperlihatkan ketika CLS menyerang, Watkins mengemas 11 rebound, satu kali lebih banyak dibandingkan 10 rebound yang dikumpulkan Fields.

Jaminan rasa aman ada raksasa yang siap mengamankan bola jika tembakan meleset praktis bakal mendorong para penembak jitu CLS untuk melakukan percobaan tembakan tripoin.

Watkins boleh dibilang menampilkan salah satu permainan terbaiknya bersama CLS musim ini dalam gim keempat tersebut. Ia menutup laga dengan catatan dwiganda 28 poin dan 16 rebound yang dilengkapi lima assist serta dua blok.

Watkins menduplikasi penampilan tersebut adalah salah satu kunci yang harus terjadi, jika CLS ingin meraih gelar juara.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement