REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia U-16 Bima Sakti sengaja tak merekrut pemain lain untuk mengisi pos bek kanan pada pemusatan latihan, selain Alfin Lestaluhu. Namun, takdir berkata lain saat Alfin dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Kamis (31/10).
"TC kemarin 21-30 Oktober di Bekasi, kami sengaja tak memanggil pemain posisi bek kanan, hanya Aditya Rangga. Beda dengan posisi lain yang ada dua atau tiga pemain. Karena kami respect dan yakin Alfin bakal sembuh serta kembali berlatih. Tapi Allah SWT berkehendak lain," tulis Bima Sakti dalam akun Instagram pribadinya, Jumat (1/11). "Ini semua pasti yang terbaik dari Allah, semoga Allah mengampuni dosa, menerima amal ibadah dan menempatkan Alfin di surgaNya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan, Aamiin YRA."
Bima mengungkapkan, sepekan yang lalu dirinya menyempatkan diri menjenguk Alfin dan bertemu langsung dengan ayahnya, Erwin Syahril Al Thaib Lestaluhu. Dalam video yang diunggahnya, Bima memberikan kenang-kenangan berupa jaket timnas kepada Erwin.
Bima mengungkapkan, Erwin tetap terlihat bersemangat dan selalu tersenyum. Ia mengucapkan rasa terima kasihnya pada Erwin karena telah membesarkan Alfin sebagai pesepak bola tangguh yang kuat secara fisik dan mental. "Kami merasa kehilangan sekali, di setiap sesi latihan sebelum memulai kegiatan, kami selalu selipkan doa buat Alfin," tulis Bima.
Alfin merupakan pemain yang ikut berjuang dan mengantarkan Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia (AFC) U-16 tahun 2020. Berdasarkan keterangan dokter, Alfin meninggal karena encephalitis (infeksi otak) dengan hypoalbumin.
Gempa dengan kekuatan sebesar 6,5 skala Richter membuat banyak orang yang ada di sekitar Maluku terkena musibah, termasuk Alfin Lestaluhu. Alfin sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Ambon setelah mengungsi di tenda pascagempa. Karena kondisinya tak membaik, ia diterbangkan ke Jakarta dan dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita.