Senin 09 Dec 2019 07:36 WIB

Target Medali Emas SEA Games Terlampaui

Presiden ingin kita berada di peringkat kedua pada SEA Games ke-30 ini.

Pelari Indonesia Agustina Mardika Manik (ketiga kiri) saat berpacu dengang pelari lainya pada lomba lari 1.500 meter putri Sea Games 2019 di Stadion Atletik New Clark, Filipina, Ahad (8/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pelari Indonesia Agustina Mardika Manik (ketiga kiri) saat berpacu dengang pelari lainya pada lomba lari 1.500 meter putri Sea Games 2019 di Stadion Atletik New Clark, Filipina, Ahad (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID,

Frederikus Bata dari Manila, Filipina

Baca Juga

MANILA -- Kontingen Indonesia melampaui target perolehan 60 medali emas SEA Games 2019 yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hingga Ahad (8/12) pukul 18.30 waktu Manila, Indonesia telah meraih 66 medali emas, 61 medali perak, dan 77 medali perunggu.

Raihan itu membuat Indonesia mampu mempertahankan posisi di peringkat kedua klasemen SEA Games 2019. Pasukan Merah Putih memperlebar jarak dari Vietnam yang membuntuti di posisi ketiga dengan raihan 60 emas, 58 perak, dan 74 perunggu.

Sementara, posisi puncak masih ditempati tuan rumah Filipina yang mengoleksi 105 emas, 81 perak, dan 88 perunggu.

Perolehan emas di SEA Games 2019 ini juga jauh melampaui perolehan emas di SEA Games 2017 yang berlangsung di Malaysia. Ketika itu, sampai dengan akhir gelaran olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara berakhir, kontingen Indonesia hanya mengumpulkan 38 medali emas.

Chef de Mission (CdM) Harry Warganegara mengapresiasi kerja keras dan raihan para atlet. Ia berharap para atlet tetap tampil maksimal sehingga bisa meraih target selanjutnya. "Presiden ingin kita berada di peringkat kedua pada SEA Games ke-30 ini," kata Harry, di Manila, Filipina Ahad.

Harry mengatakan, pencapaian kontingen Indonesia berkat kerja keras semua pihak. Selain atlet yang menjadi aktor utama, kata dia, ada peran penting yang turut mendukung perjuangan para atlet, yaitu ofisial, NOC Indonesia, pengurus KONI, pengurus cabor, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Kemenpora terus memompa semangat mereka," ujar Harry.

Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto bersyukur atas raihan kontingen Indonesia sejauh ini. Ia berharap para atlet dapat mempertahankan posisi dua besar. "Poinnya bagaimana tidak hanya mengamankan diri sendiri, tapi juga jangan sampai dilewati negara lain," ujar Gatot.

Pada perebutan medali, kemarin, Indonesia menambah perolehan medali emas dari cabang olahraga dayung, menembak, panahan, catur, ski air, dan atletik. Indonesia bahkan berjaya di cabor dayung dengan meraih lima medali emas dalam perlombaan Subic Bay Arena. Dengan tambahan lima emas, cabor dayung telah menyumbangkan 10 emas, 3 perak, dan 3 perunggu sejak Jumat (6/12).

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Basuki Hadimuljono yang hadir di lokasi pertandingan, bangga atas prestasi para atlet dayung. "Ini prestasi yang mengharukan. Saya belum bisa memberikan semaksimal mungkin yang dibutuhkan PODSI, tapi ternyata PODSI memberikan kepada bangsa dan negara lebih dari yang ditargetkan," kata sosok yang juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini.

Cabor tersebut ditargetkan meraih lima medali emas. Namun, yang didapatkan dua kali lipat lebih banyak. Ia berharap Yayah dan Rekayah dan rekan-rekan tidak berhenti sampai di sini. Masih ada kompetisi dengan level lebih tinggi tahun depan. "Kita akan menghadapi Olimpiade 2020, mudah-mudahan semangatnya tetap ada," ujar Basuki.

Tambahan pundi-pundi medali emas Indonesia pada perebutan medali, Ahad, dimulai dari cabor menembak. Pada Ahad pagi, atlet menembak Rifqi Ahmad Mukhlisin menjadi yang terbaik di nomor mixed metallic silhoutte air rifle-individual. Ia mengantongi nilai 35.

Di posisi kedua ada Rasendriya Aubrey Hadika Athaya dengan perolehan nilai 35 yang juga merupakan atlet Tanah Air. Atlet Filipina, Diognes Avila meraih perunggu. Avila mengantongi 30 angka.

Berikutnya dari cabor rowing, Julianti/Rokayah meraih emas di nomor ganda putri. Demi posisi teratas, mereka membutuhkan waktu 7 menit 33,86 detik. Pasangan Vietnam, Hien Thi Le/Hue Thi Pham finis di peringkat kedua. Catatan waktu Hien/Hue adalah 7 menit 38,92 detik.

Ganda putri Myanmar, Zin Shwe Latt/Nilar Win, meraih perunggu. Zin/Nilar membutuhkan waktu 7 menit 42,75 detik. Cabor panahan berjaya di nomor recurve beregu putera. Salsabila Riau Ega, Purnama Hendra, Arif Pengestu mengalahkan Malaysia dengan skor 5-4.

photo
Atlet lompat jauh Indonesia Maria Natalia Londa berlari membawa bendera merah putih usai pertandingan lompat jauh putri Sea Games 2019 di Stadion Atletik New Clark, Filipina, Ahad (8/12).

Dari cabang atletik, Maria Natalia Londa merebut medali emas nomor lompat jauh putri setelah lompatan terbaiknya sejauh 6,47 meter membawanya ke podium teratas menyingkirkan atlet Thailand Parinya Chuaimaroeng ke peringkat kedua.

Catatan terbaik Maria hari itu diciptakan di lompatan keenam, sementara sang rival terdekat hanya mampu mencatatkan hasil terbaiknya, yaitu 6,23 m di lompatan kelima. Mong Mo Vu Thi dari Vietnam berhak atas medali perunggu setelah melompat sejauh 6,16 m.

Sebelumnya di hari kedua pertandingan atletik, Sabtu (7/12), Maria harus puas dengan medali perak di nomor lompat jangkit setelah lompatan sejauh 13,60 meter dikalahkan Chuaimaroeng yang meraih emas dengan lompatan sejauh 13,75 meter. Perunggu lompat jangkit diraih atlet Vietnam lainnya, Thi Men Vu dengan catatan 13,55 meter.

Maria sejak turun di SEA Games 2009 di Laos selalu meraih medali di nomor lompat jauh dan lompat jungkit. Capaian terbaiknya diraih di Myanmar pada 2013 dan Singapura dua tahun berselang dengan menjuarai dua nomor tersebut. Adapun pada 2014, Maria membuat kejutan dengan meraih emas nomor lompat jauh di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. antara ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement