REPUBLIKA.CO.ID, MARSEILLE -- Setelah Ligue 1 Prancis musim ini resmi dihentikan, penyelenggara Liga Prancis, Ligue de Football Professionnel (LFP), akhirnya memutuskan Paris Saint-Germain (PSG) sebagai juara Ligue 1 musim 2019/2020. Sementara, posisi runner-up diserahkan kepada Marseille.
Saat Liga Prancis ditangguhkan sementara pada Maret lalu, Les Olympiens memang tengah menempati peringkat kedua klasemen sementara. Dengan raihan 56 poin dari 28 laga, Marseille terpaut 12 poin dari PSG.
Tidak hanya itu, Marseille juga berhak tampil di Liga Champions musim depan sebagai salah satu wakil dari Ligue 1. Pelatih Marseille, Andre Villas-Boas, menyatakan, keberhasilan finis di peringkat kedua merupakan capaian luar biasa buat Les Olympians.
''Runner-up Liga Prancis? Apa yang bisa saya katakan. Benar-benar prestasi luar biasa. Begitu banyak momen kegembiraan pada musim ini. Apa yang menandai sebuah tim hebat adalah kemampuan untuk bangkit dari kesulitan. Kami tahu, kami bisa tampil konsisten dan tampil sebagai sebuah tim,'' kata Villas-Boas lewat unggahan di akun Instagramnya, seperti dikutip Sportskeeda, Ahad (3/5).
Buat pelatih asal Portugal ini, terlepas dari putusan LFP untuk menghentikan Ligue 1 akibat pandemi Covid-19, tapi keberhasilan membawa Marseille finis di peringkat kedua Ligue 1 merupakan capaian istimewa. Pasalnya, ini adalah musim debut Villas-Boas di Marseille. Mantan pelatih Tottenham Hotspur itu ditunjuk menggantikan Rudi Garcia sebagai pelatih Les Olympiens pada Mei 2019.
Tidak hanya itu, keberhasilan finis sebagai runner-up Ligue 1 merupakan prestasi terbaik Marseille sejak musim 2012/2013, yang juga finis di peringkat kedua. ''Untuk keberhasilan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemain, yang tidak pernah egois dan berusaha memberikan yang terbaik di setiap laga,'' ujar Villas Boas.
Pelatih berusia 42 tahun itu pun secara khusus mendedikasikan prestasi Marseille pada musim ini untuk mantan Presiden Marseille, Pape Diouf. Diouf merupakan Presiden Marseille pada rentang waktu 2005 hingga 2009. Diouf meninggal dunia pada Maret lalu lantaran terjangkit virus corona di Senegal.
Diouf tercatat menjadi orang kulit hitam pertama yang menjadi presiden sebuah klub di antara lima liga top Eropa. ''Saya ingin mendedikasikan keberhasilan kami finis di peringkat kedua Ligue 1 musim ini kepada mantan presiden Marseille, Pape Diouf,'' jelas Villas-Boas.