Rabu 20 May 2020 21:59 WIB

Tempatkan Boneka Seks di Stadion, FC Seoul Terancam Hukuman

FC Seoul berkilah tidak tahu boneka itu adalah produk dewasa.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Penggemar sepak bola Korea Selatan (ilustrasi). Liga Korea Selatan atau K-League dimulai lagi pada Ahad (17/5). Namun, FC Seoul terancam didenda karena menempatkan boneka seks untuk mengisi kursi kosong selama pertandingan liga.
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Penggemar sepak bola Korea Selatan (ilustrasi). Liga Korea Selatan atau K-League dimulai lagi pada Ahad (17/5). Namun, FC Seoul terancam didenda karena menempatkan boneka seks untuk mengisi kursi kosong selama pertandingan liga.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Klub sepak bola Liga Korea Selatan (Korsel), FC Seoul, terancam didenda karena menempatkan boneka seks untuk mengisi kursi kosong selama pertandingan liga. Komite Disiplin K-League akan memeriksa insiden tersebut.

Seperti dilaporkan kantor berita Yonhap, pada Ahad (17/5) lalu klub menempatkan sekitar 20 boneka di tribun penonton. Beberapa di antaranya mengenakan warna tim, sementara yang lain memegang plakat yang mendukung tim. Hal ini dilakukan untuk menggantikan ketidakhadiran penggemar karena pembatasan dampak corona virus.

Namun, pemirsa yang menonton di televisi dengan cepat menunjukkan bahwa para penonton buatan di stadion itu lebih mirip boneka seks daripada boneka biasa. Beberapa boneka itu memegang plakat bertuliskan nama produsen mainan dewasa. Peraturan K-League melarang iklan yang tidak pantas atau seksual.

FC Seoul, yang mengalahkan Gwangju 1-0, pun menghadapi denda lebih dari 3.300 poundsterling atau sekitar Rp 60 juta.

Seoul meminta maaf pada Senin (18/5), dan mengatakan telah gagal memeriksa kiriman. Klub berkilah tidak tahu boneka itu adalah produk dewasa.

"Kami ingin meminta maaf kepada para penggemar," kata klub dalam sebuah pernyataan dilansir ESPN, Rabu (20/5). "Kami sangat menyesal tentang manekin pendukung yang ditempatkan selama pertandingan pada 17 Mei. Manekin ini mungkin dibuat agar terlihat dan terasa seperti manusia sungguhan tetapi tidak untuk penggunaan seksual, seperti yang dikonfirmasi oleh pabrikan sejak awal."

Seoul berkilah niatnya adalah untuk melakukan sesuatu yang ringan di masa-masa sulit ini. 'Kami akan berpikir keras tentang apa yang perlu kami lakukan untuk memastikan bahwa hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi," jelasnya.

Seoul telah banyak dikritik di media sosial. Fan menuduh FC Seoul merusak gengsi sepak bola Korea dan itu pun merupakan pelanggaran hukum.

Korea Selatan menikmati perhatian internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah menjadi liga utama pertama yang memainkan pertandingan kompetitif sejak penyebaran corona virus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement