Jumat 24 Jul 2020 08:09 WIB

Pelatih Cagliari Klaim Timnya Bermain Terbuka Lawan Lazio

Cagliari kalah 1-2 dari Lazio.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Pemain Cagliari Giovani Simeone merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Lazio, Jumat (24/7).
Foto: EPA-EFE/ANGELO CARCONI
Pemain Cagliari Giovani Simeone merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Lazio, Jumat (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pelatih Cagliari, Walter Zenga memuji permainan timnya meski pulang dengan tangan hampa dari Satdion Olimpico karena kalah 1-2 dari Lazio pada pekan ke-35 Serie A, Jumat (24/7) dini hari WIB. Ia mengatakan, anak asuhnya dengan berani bermain terbuka di rumah Lazio.

Pasukannya dinilai berani melakukan serangan untuk mencetak gol dan bertahan dengan baik ketika mendapatkan serangan dari Lazio. Cagliari, kata Zenga, begitu menikmati permainan, khususnya pada babak pertama.

“Di babak kedua, kami kembali sedikit lalai, kami menderita serangan dari Lazio,” ujar Zenga, dikutip dari laman resmi klub.

Cagliari sempat unggul 1-0 pada babak pertama melalui Giovanni Simeone. Namun Lazio membalas dua gol pada babak kedua lewat Sergej Milinkovic-Savic dan Ciro Immobile.

Zenga menuturkan saat posisi kalah, ia terus berusaha agar pulang minimal membawa satu poin. Meski gagal, Zenga mengeklaim diri tetap pulang dengan kepala tegak.

Ia menikmati permainan timnya pada babak pertama sebab mampu menghadirkan teror bagi pertahanan tuan rumah yang akhirnya berbuah gol. Zenga menjelaskan ketika Lazio mengalami kelelehan dengan teror tersebut, ia menempatkan tiga striker untuk menambah tekanan.

Menurut Zenga, yang dilakukannya cukup efektif memberikan tekanan kepada mereka. “Jangan lupa bahwa kita menghadapi tim dengan nilai absolut, yang telah bekerja bersama selama bertahun-tahun, telah lama berkompetisi untuk gelar liga bersama Juventus dan memenangkan kualifikasi Liga Champions: kami telah menunjukkan tekad, ketekunan, perhatian,” kata Zenga.

Zenga mengaku sudah mencoba menunjukkan identitas permainan Cagliari setelah melalui periode sulit karena corona. Selama karantina, timnya berlatih tanpa pertandingan dan setelah itu harus bermain tiga setiap tiga hari. Bagi dia hasil yang diperolehnya saat ini sudah luar biasa.

“Saya ingin menemukan kesinambungan, kami juga mengevaluasi dampak pada level tertinggi beberapa orang,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement