REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PBSI menyayangkan pembatalan empat turnamen akbar Asia oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) PBSI menilai empat turnamen itu merupakan ajang pemanasan jelang Piala Thomas dan Uber di Denmark 3-11.
"Sebetulnya sangat disayangkan, ini adalah hal yang merugikan buat dunia bulu tangkis, khususnya untuk atlet. Tapi di sisi lain kami bisa mengerti karena pandemi ini belum teratasi di negara-negara lain. Seperti contohnya di Jepang dan China yang mengalami gelombang kedua COVID-19," ujar Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (29/7).
Pada laman resminya, BWF mengumumkan pembatalan empat turnamen yaitu Taipei Open (1-6 September), Korea Open (8-13 September), China Open (15-20 September), dan Japan Open (22-27 September).
BWF menyebutkan, keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan teknis, pengamatan situasi terkini, serta konsultasi dengan tuan rumah acara yang bersangkutan.
Sementara itu, hingga saat ini status penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber masih tetap berjalan sesuai jadwal. BWF masih belum memberikan informasi apapun terkait penyelenggaraan perebutan dua lambang supremasi bulu tangkis beregu tersebut.
"Secara prinsip, memang kami harus menunggu keputusan BWF mengenai kepastian Piala Thomas dan Uber. Untuk tetap mempersiapkan atlet, kami akan tetap melangsungkan simulasi. Simulasi ini penting untuk mengukur sejauh mana kesiapan dan kondisi atlet jelang Piala Thomas dan Uber," Budiharto menjelaskan.
PP PBSI rencananya akan menggelar simulasi Piala Thomas dan Uber pada awal September 2020. Simulasi akan dilangsungkan di Pelatnas Cipayung, Jakarta, sama seperti Turnamen Internal PBSI yang telah diselenggarakan selama lima pekan.