Jumat 11 Sep 2020 09:34 WIB

Wacana Liga Inggris dengan Penonton Masih Buram

Pemerintah Inggris masih mengevaluasi kehadiran penonton di stadion.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Logo Liga Primer Inggris
Foto: premierleague.com
Logo Liga Primer Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pandemi virus korona (Covid-19) terus mempengaruhi sendi kehidupan di seluruh dunia, termasuk di ranah sepak bola Eropa, tepatnya Inggris. Sepak bola jadi salah satu sektor industri besar yang terus mendapatkan sorotan terkait tindakan yang akan diambil oleh elite otoritas kompetisi.

Dalam tindakannya, pihak otoritas akan selalu bekerja sama dengan keputusan pemerintah. Sejak Maret 2020, pertandingan sepak bola di Eropa terpaksa digelar tanpa kehadiran penonton di stadion. Hal tersebut tak terlepas dari usaha pencegahan penyebaran Covid-19.

Kini menjelang dibukanya musim kompetisi 2020/2021, banyak klub Liga Primer Inggris berharap otoritas liga, dan juga pemerintah memberikan izin kepada penonton untuk datang ke stadion. Sayang, harapan tinggal harapan jika tidak disertai tindakan pasti.

Hasrat untuk mendapatkan keuntungan dari kunjungan penggemar ke stadion terganjal. Sebab, pemerintah setempat masih perlu mengevaluasi rencana tersebut demi keamanan dan kesehatan dalam ajang sepak bola.

"Kami akan meninjau rencana pembukaan bagi jumlah penonton yang lebih banyak pada bulan ini, terkait keinginan kami untuk membuka kembali stadion pada 1 Oktober mendatang," kata Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, dikutip BBC Sport, Kamis (10/9).

Akan tetapi, Boris Johnson mengingatkan belum mengetuk palu tentang pernyataan di atas. Ia menjelaskan pemerintah ingin lebih dahulu mengevaluasi setiap perkembangan yang ada di Inggris, mengingat adanya peningkatan kasus Covid-19 di Negeri Ratu Elizabeth.

Kompetisi Liga Primer dijadwalkan mulai bergulir pada 12 September 2020. Sejauh ini, penonton masih dilarang keras memasuki area stadion, bahkan menggelar nonton bersama di lingkungan sekitar.

Sementara itu CEO Liga Primer Inggris, Richard Masters, mengaku pihaknya akan menjalani titah yang diturunkan langsung oleh PM Inggris. Meskipun pembukaan stadion untuk penonton baru akan dilakukan pada 1 Oktober mendatang.

"Kami selalu mengikuti kebijakan pemerintah. Saat ini kami memiliki tiga prioritas untuk musim 2020/2021. Pertama, menyelesaikannya dan mendapatkan 380 pertandingan tepat waktu. Kedua, mengembalikan penggemar ke dalam stadion, dan ketiga adalah kembali ke ekonomi sepak bola dalam keadaan sehat sepenuhnya," jelas Masters.

Masters menambahkan, pertandingan di balik pintu tertutup tidak bisa berlangsung selamanya karena klub-klub telah kehilangan lebih dari setengah miliar pound sejak maraknya pandemi korona di Inggris, hingga kuartal terakhir musim lalu. "Kami tahu ini momen tersulit bagi semuanya. Akan tetapi, saya tetap optimistis kami bisa menjalani dan mencapai kehidupan lebih baik," sambung dia.

Di sisi lain, ESPN melaporkan, pihak klub bersedia menerima keputusan yang dikeluarkan pemerintah. Kini klub tersebut, salah satunya Manchester United (MU) tengah berpikir dan bekerja untuk mencari solusi agar pembagian tiket penonton berjalan dengan baik, jika akhirnya stadion mendapat lampu hijau untuk kembali dibuka.

MU memiliki skenario untuk para fan yang ingin kembali ke stadion, pun pemegang tiket semusim. Dalam pernyataannya, MU berkomitmen menawarkan dukungan dan fleksibilitas kepada para penggemar Iblis Merah, tentunya dengan mengedepankan keamanan. "Akhirnya, prioritas keseluruhan kami adalah untuk menciptakan lingkungan yang aman di stadion untuk para penggemar, pemain, dan staf."

Dengan demikian, rencana Pemerintah Inggris yang akan selalu berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan, terbilang tepat. Meski akhirnya stadion kembali tanpa kedatangan pun sorak sorai penggemar, hal itu diklaim akan bersifat sementara, tergantung dengan situasi pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement