REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Suara-suara berisi penolakan wacana Liga Super Eropa (ESL) terus terdengar. Teranyar, mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi, menunjukkan sikap serupa.
Sacchi tidak setuju, jika ada kompetisi tandingan berisi sejumlah klub raksasa Eropa tersebut. Ia bahkan berharap tak perlu melewati kompromi apapun untuk menolaknya.
Sacchi menjelaskan esensi dari sepak bola itu sendiri. Dalam perjalanan waktu, olahraga ini dicintai nyaris semua umat manusia.
Situasi tersebut terjadi, bukan tanpa alasan. Setiap orang merasa memiliki.
"Jadi saya tidak menyukai itu (terselenggaranya ESL). Sepakbola sangat indah dengan keuniversalannya," kata Sacchi kepada Gazzetta dikutip dari Football Italia, Selasa (20/4).
Sacchi mengakui dunia lapangan hijau di level profesional telah jauh berkembang. Ada beberapa hal yang menjadi tantangan terberat, yakni ketenaran, bisnis, dan keseimbangan dalam pengelolaannya.
Namun Sacchi tetap yakin nilai murni sepak bola tetap terjaga. Ada suasana kompetitif melibatkan setiap tim dari berbagai kalangan."Ini olahraga populer, karena siapa pun bisa mempraktikkannya. Itu bagian dari umat manusia. Sulit untuk menemukan olahraga universal seperti ini," ujar Sacchi.
Sebelumnya, Presiden Real Madrid, Florentino Perez menegaskan penyelenggaraan ESL merupakan upaya penyelamatan bisnis sepak bola. Di timnya sendiri, mulai mengalami defisit pengeluaran tahunan. Itu karena pandemi Covid-19 membuat pihak klub cuma menggantungkan pendapatan dari hak siar. Mereka perlu membuat terobosan.
Namun sejumlah pihak menilai Liga Super Eropa mencederai nilai kompetitif dari sepak bola itu sendiri.