Senin 24 May 2021 07:19 WIB

Runtuhnya Dominasi Real Madrid-Barcelona di Tangan Atletico

Selama 17 tahun terakhir, hanya Atletico yang mampu menyaingi Madrid dan Barcelona.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Atletico Madrid merayakan gelar juara liga pada akhir laga La Liga Spanyol antara Valladolid dan Atletico Madrid di Jose Zorrilla Stadium, Valladolid, Spanyol, Ahad (23/5)  dini hari WIB.
Foto:

Tangis Luis Suarez

Los Rojiblancos pun tidak mengecewakan tiga ribuan fan di luar Stadion Jose Zorrilla untuk merayakan pesta kemenangan. Perjalanan fan dari Kota Madrid ke Valladolid tidaklah sia-sia. Penantian selama tujuh tahun dibayar lunas lewat gol Luis Suarez yang membuat Atletico memenangkan pertandingan.

Peran Suarez pada musim pertama bersama Atletico memang tidak bisa diremehkan. Gol ke gawang Valladolid merupakan yang ke-21 untuk klub.

Pelatih Barcelona Ronald Koeman mungkin menganggap pemain internasional Uruguay tersebut sudah tidak lagi bisa bersaing di level tertinggi sehingga memasukkannya ke dalam daftar pemain Barcelona yang harus dicoret untuk musim 2020/2021. Tapi, keputusan Koeman tersebut justru merugikan Barca yang krisis penyerang musim ini.

Barca praktis hanya mengandalkan Lionel Messi di lini depan. Antoine Griezmann dan Ousmane Dembele tak mampu bersinar. Beda dengan Suarez yang saat di Barca masih bisa menjadi partner produktif Messi. Karena itu, gelar ini merupakan balasan menyakitkan setelah Suarez 'dibuang' Koeman yang gagal membawa Barcelona juara.

Suarez pun tak bisa menyembunyikan emosinya setelah membawa Atletico juara. Mantan striker asal Uruguay itu menangis di lapangan, sembari melakukan panggilan video dengan anak dan istrinya. Suarez mengaku tangisan itu merupakan ekspresi bahagianya seusai melalui masa sulit. Ia bersyukur Atletico membuka pintu untuknya saat Barcelona sudah tak menginginkannya lagi.

''Situasi yang saya jalani untuk terus hidup, cara saya melihat ke bawah, tapi Atletico membuka pintu untuk saya. Banyak orang menderita bersama saya, istri saya, dan anak saya. Hari demi hari, mereka adalah orang yang paling menderita selama bertahun-tahun dalam sepak bola,'' ungkap Suarez.

Suarez juga bangga dengan musim yang dilalui dirinya dan juga rekan setimnya di Atletico. Meski dalam masa sulit, ia mengakui Los Rojiblancos merupakan tim paling konsisten sehingga layak menjadi juara.

Bahkan, pada paruh pertama musim ini, efisiensi Atletico seolah tak normal. Kini, Suarez bisa bernapas lega karena mampu memberikan gelar pada musim pertamanya bersama klub yang menjadi pesaing Barcelona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement