Rabu 03 Nov 2021 21:26 WIB

Ambisi Barcelona dan Tarik Ulur Sikap Xavi

Saya fokus pada Al-Sadd. Saya tidak bisa membicarakan hal lain

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Muhammad Akbar
 Pelatih kepala Al Sadd, Xavi Hernandez, bereaksi pada pertandingan sepak bola Qatar Stars League antara Al Sadd dan Al Ahli di Doha, Qatar, 30 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/NOUSHAD THEKKAYIL
Pelatih kepala Al Sadd, Xavi Hernandez, bereaksi pada pertandingan sepak bola Qatar Stars League antara Al Sadd dan Al Ahli di Doha, Qatar, 30 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA --Hanya soal waktu untuk Xavi Hernandez berpisah dengan Al-Sadd dan menjadi pelatih Barcelona.

Kedua pihak kini berada di jalan yang benar untuk menjadikan Xavi sebagai pelatih baru Barcelona. Dua petinggi Barcelona dikabarkan terbang ke Doha, untuk merampungkan negosiasi dengan Xavi Hernandez.

''Tidak akan ada masalah (dalam negosiasi kontrak Xavi),'' kata salah seorang sumber di Qatar, dikutip dari Marca, Rabu (3/11).

Mantan gelandang Barcelona itu menjadi target utama untuk menggantikan Ronald Koeman, yang dipecat pekan lalu. Xavi mampu sukses dalam dua tahu melatih klub Qatar, Al-Sadd.

Ia memenangkan beberapa gelar sebagai pelatih, setelah sebelumnya sukses menjadi pemain di klub tersebut. Xavi tak kenal kompromi soal gaya permainan, dan mengenal lebih dalam soal cara bermain Barca dengan statusnya sebagai legenda.

Gaya permainan yang mirip tiki-taka itu pun membuat Xavi membawa timnya memecahkan rekor tak terkalahkan dalam 34 pertandingan.

Karena itu presiden Joan Laporta sangat menginginkan Xavi berada di Camp Nou, bahkan jauh sebelum menunjuk Koeman. Direktur Rafa Yuste dan Mateu Alemany pun terbang ke Doha, meskipun tanpa didampingi Laporta.

Padahal Al-Sadd berharap bisa bernegosiasi dengan presiden Barca. Langkah ini lebih maju dibandingkan sebelumnya, karena Xavi masih menghormati kontraknya dengan Al-Sadd.

Kini, kedatangan Xavi diprediksi tidak akan lama lagi bisa terwujud. Xavi memiliki ikatan khusus dengan Al-Sadd, dan itu melampaui kontraknya yang berakhir pada 2022. Hubungan Xavi dengan Al-Sadd lebih bersifat pribadi daripada profesional.

Faktanya, kemungkinan kesepakatan ketiga pihak berpotensi membuat Barcelona memulihkan kembali kemitraan mereka dengan Qatar, yang sudah menjadi sponsor selama bertahun-tahun.

Namun kolaborasi Barcelona-Qatar putus selama masa jabatan Josep Maria Bartomeu sebagai presiden.

Sebabnya, setelah final Liga Champions 2015, Bartomeu memanfaatkan treble untuk meminta Qatar meningkatkan dukungan sponsorship dari yang sudah ditandatangani antara kedua pihak.

Setelah itu, kemitraan keduanya pun berakhir, dan Barcelona menjalin kerjasama dengan Rakuten.

Oleh karena itu, Xavi pernah menolak penawaran Barcelona, sebelum akhirnya menunjuk Ronald Koeman. Sampai saat ini, sikap Xavi juga masih tarik ulur, mengingat hubungannya yang dekat dengan Al-Sadd.

"Saya fokus pada Al-Sadd. Saya tidak bisa membicarakan hal lain," tegas Xavi.

Selain itu, keputusan Xavi juga bakal berdampak pada keluarnya. Nuria, sang istri, dan anak-anaknya, hidup bahagia di Doha.

Apalagi, kepergiannya dari Doha juga akan memakan biaya dari kocek pribadi. Xavi juga berharap Al-Sadd tidak akan memberinya masalah. Ia tidak ingin hubungannya akan tetap baik meskipun sudah pindah ke Barcelona.

Joan Laporta pun menyatakan kalau Xavi merupakan sosok yang tepat untuk menggantikan Koeman. Ia bahkan mengaku sering bicara dengan Xavi.

''Dua bulan lalu, ketika kami memberikan dukungan kepada Koeman, saya berbicara dengan Xavi. Saya tahu apa yang dia pikirkan tentang tim, pendapatnya dan apa yang dia pikir perlu dilakukan,'' kata Laporta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement