Senin 08 Nov 2021 19:54 WIB

Giovanni Simeone: Mengilap di Verona, tak Mau Tiru Ayah

Giovanni Simeone tak mau bermain 'nakal' seperti ayahnya Diego Simeone.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Israr Itah
Penyerang Hellas Verona Giovanni Simeone.
Foto:

Lembaran baru di Kota Verona

Giovanni tiba di Verona pada usia 26 tahun. Ia datang untuk membuktikan sesuatu setelah kerap tak bertahan lama di tim. Tampaknya peruntungannya ada di Kota Verona. Di sina, ia seperti menemukan ketajaman yang selama ini dicari, setidaknya hingga 12 laga Serie A Liga Italia berjalan. Giovanni telah mengoleksi sembilan gol dan dua assist dari 10 penampilan, tujuh di antaranya bermain sebagai starter. Empat gol disarangkan ke gawang Lazio saat Verona menang 4-1 dan dua ke jala Juventus.

Teranyar, sang penyerang membobol gawang Napoli pada giornata ke-12 Serie A. I Mastini menahan imbang Napoli 1-1 di Stadion Diego Armando Maradona, Naples, Senin (8/11) dini hari WIB. Giovanni kini hanya terpaut satu gol dari striker Lazio Ciro Immobile dalam daftar pencetak gol terbanyak Serie A.

Dengan kehadiran Giovanni, Verona termasuk dalam barisan tim dengan koleksi gol banyak di pentas Serie A (25). Skuad polesan Igor Tudor hanya berada di belakang AC Milan dan Inter Milan soal produktivitas gol dan sejajar dengan Lazio.

Tak mau main kotor

Giovanni berperan penting menaikkan pamor klubnya. Secara individual ia trengginas. Ketika dua kali menjebol gawang Juventus, ia kembali mendapat sanjungan dari sang ayah. Diego menilai anaknya sangat kuat dan agresif, tapi perlu lebih 'nakal' lagi saat berkreasi.

Untuk poin tersebut Giovanni, tak sepakat dengan ayahnya. Ia menolak menjadi sosok yang disarankan Diego. "Saya tidak seperti itu. Saya bertarung dengan kejujuran dan rasa hormat dan saya dihormati. Saya tidak tertarik untuk menjadi buruk dalam artian itu. Saya bisa bereaksi, tidak pernah memprovokasi," ujar juru gedor kelahiran Madrid itu.

Selama berkarier sebagai pemain, Diego terkenal sebagai sosok yang keras, lugas, dan provokatif. Karakter ini ia tunjukkan saat membela Atletico, Inter Milan, Lazio, dan Argentina. Di pentas Piala Dunia 1998, David Beckham pernah menjadi saksi atau tepatnya korban trik 'kotor' Simeone. Beckham terprovokasi sehingga dikartu merah. Inggris kemudian kalah dari Argentina.

Giovanni merasa tak perlu meniru ayahnya. Mereka punya jalan dan ciri khas berbeda. Meski dari segi determinasi, keduanya sama-sama agresif dan berapi-api.

"Saya telah menemukan keseimbangan yang tepat, dan sekarang semuanya berjalan baik," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement