Mengapa pesepak bola tidak mau divaksinasi?
Beberapa orang memilih untuk tidak divaksinasi, dengan alasan sejumlah faktor, termasuk kurangnya kepercayaan pada vaksin, kekhawatiran tentang efek samping, atau ketakutan akan jarum suntik.
Lainnya memilih tidak divaksinasi karena konsumsi informasi yang salah dan teori konspirasi online, terutama di media sosial.
Satu teori media sosial menghubungkan pesepak bola dan masalah jantung, seperti Christian Eriksen dari Denmark, Sergio Aguero dari Barcelona dan Charlie Wyke dari Wigan, dengan efek samping dari vaksinasi Covid-19.
Ahli jantung olahraga dokter Jansay Sharma, direktur medis London Marathon, mengatakan kepada BBC Sport tidak ada bukti hubungan antara vaksin dan miokarditis atau peradangan otot jantung.
"Saya sangat terlibat dalam sepak bola dan menyadari masalah jantung yang mempengaruhi beberapa pemain sepak bola," kata Dr Sharma: "Satu hal yang saya konfirmasi adalah bahwa peristiwa yang Anda baca tidak terkait dengan infeksi Covid atau vaksin jadi sangat penting untuk menyampaikan pesan itu.
"Kita perlu menghormati otonomi individu - tetapi pesan saya kepada mereka adalah bahwa risiko [peradangan otot jantung] dari vaksin sangat kecil - 1 dari 20.000-50.000. Risiko dengan infeksi Covid adalah 20-50 kali lebih tinggi.
Ketua Crystal Palace Steve Parish mengatakan dia memahami beberapa pemain memiliki kekhawatiran mereka sendiri tentang mendapatkan suntikan vaksin. Namun dia menambahkan bahwa dia percaya tingkat vaksinasi dibandingkan dengan masyarakat lainnya dalam kelompok usia yang sama.
Protect yourself and others by following public health guidance when heading to a #PL match over the festive period:
Wear a face covering where required 😷
Get your COVID pass ready on the NHS app 📱
Regularly wash your hands 🧼
Maintain social distancing 📏 pic.twitter.com/wdsCCxoo7s
— Premier League (@premierleague) December 20, 2021