Jumat 21 Oct 2022 03:51 WIB

Lima Menit Pertama, Menentukan Masa Depan Calon Bintang Tepok Bulu

Lima menit, mampu memengaruhi masa depan mereka itu merupakan fase screening pertama

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Ribuan anak-anak bersaing di gelanggang olah raga (GOR) Jati, Kudus, Jawa Tengah. Sejak Rabu (19/10/2022) pagi Wib. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Ribuan anak-anak bersaing di gelanggang olah raga (GOR) Jati, Kudus, Jawa Tengah. Sejak Rabu (19/10/2022) pagi Wib. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Ribuan anak-anak bersaing di gelanggang olah raga (GOR) Jati, Kudus, Jawa Tengah. Sejak Rabu (19/10/2022) pagi Wib. PB Djarum melakukan kegiatan pencarian bakat di arena tersebut.

Proses audisi untuk tahun 2022 dijadwalkan berlangsung hingga nyaris sepekan. Sederet bintang masa depan bertarung di lapangan. Ada berbagai tahapan yang harus dilewati.

Baca Juga

Semuanya dimulai dari lima menit, mampu memengaruhi masa depan mereka. Itu merupakan fase screening pertama. Kemudian berlanjut ke screening kedua pada Kamis (20/10/2022). Sebanyak 1.060 peserta tampil di sesi ini.

Berikutnya, akan ada turnamen, sampai di level karantina. Bagi yang lolos dipastikan menjadi bagian dari PB Djarum. Bocah belia dari berbagai daerah di tanah air merajut mimpi.

"Saya ingin menjadi seperti Greysia Polii," kata Siti Annisa Aulia, salah satu peserta Audisi Umum PB Djarum 2022 untuk kelompok umur U-11 putri.

Annisa yang sehari-hari berlatih di PB Icli Gowata berharap bisa mengikuti jejak idolanya. Seseorang yang mengharumkan nama bangsa di pentas internasional.

Cita-cita Annisa mendapat dukungan dari orang tuanya. Ia sudah sering mengikuti turnamen di Indonesia Timur kelompok usia yunior. Tepatnya sejak 2021 silam.

"Saya sudah bicarakan memang dari jauh-jauh hari. Saya ingatkan untuk bersaing di level nasional maupun di level dunia, harus lebih giat. Jika orang latihannya delapan jam, kita 12 jam. Jika orang maksimal latihan enam jam satu hari, kita bisa 10. Itu motivasi buat dia. Itu target yang saya kasih buat dia," kata Acang, ayah dari siswi di SD Cordova Indonesia itu.

Khanza Zulfaanihayah, peserta lainnya yang juga berharap banyak lewat audisi ini. Ia merupakan adik kandung dari pebulutangkis nasional Siti Fadia Silva Ramadhanti. Ia ingin mengikuti jejak kakaknya tersebut.

Sejak usia lima tahun, Khanza menggemari dunia tepok bulu. Ia sering memperhatikan ayahnya menjadi mentor olah raga tersebut. Dengan sendirinya ia terbawa suasana.

Sama seperti Annisa, asa Khanza untuk menjadi pebulutangkis profesional mendapat dukungan dari orang tuanya. "Yang paling penting disiplin. Harus serius, bukan sekadar bisa aja atau jalanin hobi. Harus beda dengan teman-teman yang lain," ujar Asep Saputra, ayah dari calon atlet PB Djarum ini.

Legenda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti turut membantu proses pencarian bakat di GOR Jati, Kudus ini. Di masa jayanya, sosok kelahiran Tasikmalaya itu mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional. Namun belakangan, tidak banyak yang bisa menyamai prestasinya.

Seorang atlet perlu memiliki bakat tertentu. Itu sebagai pembuka jalan. Selanjutnya, ada faktor lain turut berperan, agar bisa konsisten berprestasi di jalur profesional.

Semangat juang salah satunya. Menurut Susi, atlet perlu memiliki jiwa petarung. Seseorang yang tak kenal menyerah ketika unjuk gigi di lapangan.

"Kita contoh dari beberapa pemain dunia seperti Akane (Yamaguchi). Dia mungkin ga tinggi juga, tetapi dengan kelebihan yang dia punya, dia mampu bersaing dan menjuarai turnamen penting. Kita harapkan dari audisi PB Djarum ini kita dapatkan potensi-potensi muda yang nantinya jadi andalan Indonesia," ujar tokoh 51 tahun ini.

Mantan pebulutangkis Indonesia lainnya, Liliyana Natsir berharap banyak atlet berkelas lahir dari proses audisi umum PB Djarum 2022. Terutama untuk kategori putri.

"Saya sudah ikut beberapa audisi. Gampang-gampang susah. Walaupun banyak peserta, tidak semua masuk kriteria. Tapi kita kan nggak tahu, sekarang dia kurang di sisi tertentu, siapa tahu ke depannya dia berprogres lebih cepat," tutur peraih emas Olimpiade Rio de Janiero itu.

Menurut Liliyana, butuh kejelian tim pencari bakat dalam mengamati, menilai, dan membuat keputusan. Sehingga bisa mendapatkan bibit-bibit yang menjadi penerus mereka di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement