Dalam situasi tersebut, Inzaghi akhirnya rela kehilangan 10 juta euro atau sekitar Rp 163 Miliar agar bisa hijrah ke Stadion San Siro. Sejarah kemudian membuktikan keputusan Inzaghi untuk bergabung bersama I Rossoneri ternyata menjadi keputusan yang tepat.

''Di titik itu, Inzaghi merelakan 10 juta euro tersebut. Jadi, dia bisa datang ke Milan. Dia mendapatkan bayaran lebih rendah dibanding saat berada di Turin. Namun, di sisi lain, dia begitu beruntung bersama kami dengan menjuarai Piala Dunia Antar Klub, Liga Champions, dan Piala Dunia,'' kata Galliani.

Sebelum akhirnya pensiun pada 2012, Inzaghi menghabiskan 11 musim bersama I Rossoneri dan meraih nyaris semua trofi di level klub. Mulai dari dua gelar scudetto, satu trofi Coppa Italia, dua titel Piala Super Eropa, satu gelar juara Piala Dunia Antar Klub, dan dua gelar juara Liga Champions.

Saat masih memperkuat Milan, Inzaghi juga berhasil membawa timnas Italia merengkuh titel Piala Dunia 2006. Total, kakak kandung pelatih Inter Milan Simone Inzaghi itu mencetak 126 gol dari 300 penampilan bersama I Rossoneri. Sementara bersama timnas Italia, Inzaghi mengemas 25 gol dari 57 penampilan di semua ajang.

Galliani pun menggambarkan kemampuan Inzaghi sebagai penyerang dengan begitu tepat. Dengan kemampuannya mencari ruang di pertahanan lawan, Inzaghi adalah spesimen unik yang pernah mewarnai panggung sepak bola.

''Saya selalu menyukai Pippo. Mungkin banyak penyerang yang memiliki bakat dan teknik yang lebih baik, tapi tidak ada yang menandingi insting gol dari Inzaghi,'' jelas Galliani yang saat ini menjabat sebagai CEO Monza tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika