REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Pusat Indonesia Jetsport Boating Association (IJBA) Saiful Sutan Aswar mengungkapkan Indonesia akan jadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Jetski resmi tahun depan. Rencananya, gelaran yang akan diikuti oleh selurh atlet jetski kelas dunia itu akan digelar pada April atau Mei 2024.
"Indonesia akan masuk ke dalam rangkaian Kejuaraan Dunia Jetski, mungkin hanya tiga negara. Dengan total empat sebagai World Final di Amerika Serikat," kata Fully, sapaan akrabnya ketika memaparkan 'road map prestasi dunia dan penyelenggaraan kejuaraan dunia 2024 Indonesia' di Kantor NOC Indonesia, Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Fully mengatakan, nantinya perlombaan akan melibatkan kelas senior dan junior. Ketua Jetski Asia (IJSBA Asia) ini pun menyebut kelas-kelas yang diperlombakan tidaklah terlalu mahal agar kejuaraan bisa diikuti oleh banyak atlet dari berbagai negara.
Rencananya, venue yang akan digunakan adalah di Ancol, Jakarta Utara. Lokasi serupa berpengalaman menggelar cabor balap jetski pada Asian Games 2018.
"Amerika yang merespons lebih dulu menemui saya, mereka sudah siap mengikut sertakan peserta mulai dari anak usia 10 tahun," kata ayah dari dua pejetski berprestasi asal Indonesia, Aero Sutan Aswar dan Aqsa Sutan Aswar ini.
Dalam kesempatan yang sama, Fully menyayangkan terkait rencana gelaran Aquabike Jetski World Championships di Danau Toba bulan depan. Fully mempertanyakan pihak penyelenggara yang tidak menggandeng atau sekadar bersurat resmi kepada IJBA selaku induk cabor resmi Jetski di Tanah Air.
Rencananya perhelatan kejuaraan itu digelar pada 22-28 November 2023. Surat permintaan diskusi pun sudah ia dan para pengurus IJBA layangkan. "Tapi belum ada respons," ujar putra dari salah satu pendiri Angkatatan Udara Republik Indonesia (AURI), Sutan Aswar ini.
Sekjen IJBA Reynaldi Duyo menjelaskan Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UU-SKN) No 11 Tahun 2022 diterangkan bahwa penanggung jawab event regional maupun international adalah induk organisasi olahraga di Indonesia, yakni IJBA.
"Sampai saat ini baik penyelenggara lokal maupun rekan dari luar tidak pernah bersurat kepada kami. Jadi kami tidak tahu, jika memang itu tujuannya untuk pariwisata kenapa menggunakan titel World Championships. Karena untuk melakukan hal itu harus ada faktor teknis yang harus diawasi," kata dia.