REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) PSSI Sumatera Utara (Sumut) Sumut di Hotel Asean, Jalan Adam Malik Medan, berakhir ricuh Ahad (18/9). Ini dipicu karena 23 dan 33 pengurus cabang (Pengcab) dan klub tidak diperboleh ikut dalam pemilihan ketua umum PSSI Sumut.
Kerusuhan bermula saat ratusan orang dari 17 pengcab dan enam klub bola di Sumut tidak diizinkan memasuki ruang Musdalup, yang dilangsungkan di lantai 8 hotel Asean. Panitia bersikeras agar para peserta menandatangani absensi kehadiran terlebih dahulu, diseretai dengan mandate yang sah dari pengcab masing-masing.
Namun, para peserta pengcab menolak dengan alasan ingin terlebih dahulu bertemu dengan pihak panitia bentukan PSSI pusat tersebut. Alasan lainnya, peserta juga khawatir kalau absensi tersebut dijadikan sebagai bukti bahwa para peserta menyetujui hasil Musdalub, yang mereka anggap telah direkayasa untuk memenangkan satu calon.
Alhasil, para peserta terlibat aksi saling dorong dengan seratusan petugas kepolisian yang berjaga di depan ruangan Musdalub. Aksi saling dorong inipun semakin memanas, ketika salah seorang calon usungan 23 utusan ini, Kamaluddin Harahap, juga tidak diperkenankan memasuki ruang Musdalub.
Dalam Musdalub tersebut, terdapat dua nama calon ketua umum, yakni Ketua Pengcab PSSI Medan, Darwin Syamsul dan Wakil Ketua DPRD Sumut, Kamaluddin Harahap. Meski di luar ruangan terlibat kericuhan, Musdalub PSSI Sumut tersebut tetap berlangsung dan menghasilkan Darwin Syamsul sebagai ketua umum terpilih.