Kamis 20 Dec 2012 12:26 WIB

Moukwelle: Pulangkan Aku dan Lunasi Gajiku

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Djibril Muhammad
Persewangi Banyuwangi
Foto: http://banyuwanginews.wordpress.com
Persewangi Banyuwangi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai upaya telah dilakukan Moukwelle Ebanga Sylvain untuk meminta haknya kepada Persewangi Banyuwangi. Namun, hanya janji-janji yang didapat hingga akhirnya ia tergolek lemas dan terkena sakit typus.

Pemain asal Prancis itu hidup serba kekurangan di tanah air. Jangankan untuk ke rumah sakit, untuk berobat ke Puskesmas pun Moukwelle harus menggantungkan bantuan dari orang lain.

Bukan tanpa alasan dirinya tak memiliki uang. Bagaimana tidak, sembilan bulan gaji saat membela Persewangi di kompetisi divisi utama Liga Prima Indonesia musim 2011/2012 belum ia dapatkan hingga saat ini.

"Gara-gara banyak pikiran aku jadi sakit seperti ini. Selalu telat tidur karena memikirkan gaji yang belum dibayar klub sebesar lebih dari Rp 200 juta," kata Moukwelle ketika dihubungi Republika, Kamis (20/12) pagi.

Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu membeberkan telah beberapa kali mendatangi manajemen Persewangi untuk meminta gajinya. Tapi, tak ada satupun lembar rupiah yang keluar, hanya janji belaka yang didapatkannya. "Bahkan, klub tidak pernah menjenguk saya selama sakit sejak dua minggu lalu," keluh Moukwelle.

Sebagai seorang pesepak bola, Moukwelle tidak ingin keringatnya tak dihargai. Dia mengaku sangat membutuhkan uang untuk membiayai istri dan satu anaknya yang berada di Prancis. 

Di saat sakit seperti sekarang ini, Moukwelle pun tak kuasa menahan rasa rindu kepada keluarganya. Sayang, keinginannya itu belum bisa terwujud karena ia tak memiliki uang untuk kembali ke kampung halamannya. "Aku kangen keluarga. Aku ingin pulang dan membawakan mereka uang hasil kerja disini," ucapnya.

Moukwelle bukanlah satu-satunya pemain yang menjadi korban akibat masalah penunggakan gaji. Belum lama ini, sepak bola tanah air dibuat berduka dengan meninggalnya mantan pemain Persis Solo asal Paraguay, Diego Mendieta. Mendieta meninggal dalam kondisi sakit parah karena tak mampu berobat lantaran gajinya selama empat bulan tak dibayarkan.

Moukwelle mengatakan, insiden Mendieta seharusnya bisa menjadi pelajaran berharga bagi para petinggi sepak bola Indonesia. Namun pada nyatanya, Moukwelle harus merasakan nasib yang sama seperti Mendieta. "Apa aku harus seperti Mendieta? tentu aku tidak mau. Pulangkan aku dan lunasi gajiku," ungkapnya. 

Moukwelle juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada fans Persewangi yang selama ini merawatnya dan memberikan bantuan untuk berobat. Diungkapkan Moukwelle, dia juga telah mendapatkan bantuan dari PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

"Terima kasih kepada teman-teman suporter Persewangi. PT. LPIS juga sudah mengirim dana ke rekeningku. Tapi aku belum cek jumlahnya berapa," pungkas Moukwelle.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement