Senin 21 May 2018 15:54 WIB

Armani, Inter, dan Mimpi di Kota Milan

Tak ada mimpi yang mustahil untuk diwujudkan di Kota Milan

Gelandang Inter Milan, Matias Vecino merayakan gol ketiga Inter ke gawang Lazio pada laga terakhir Serie A musim ini di Stadion Olimpico, Roma, Senin (21/5) dini hari WIB. Inter menang 3-2.
Foto:
Inter Milan

Dengan segala perubahan yang dilakukan, Inter telah berhasil mewujudkan mimpi yang sudah dirajut sejak lima tahun silam. Mimpi untuk mengembalikan Nerazzurri ke jajaran elite Eropa di ajang Liga Champions. 

 

Mulai musim depan, Inter akan kembali meretas mimpinya untuk tampil di babak utama Liga Champions melawan tim besar dunia macam Real Madrid, Barcelona, dan Manchester United. 

 

Kubu Inter menyadari bahwa keberhasilan lolos ke Liga Champions bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya ini adalah awal dari mimpi besar untuk mengembalikan Inter layaknya musim 2010 saat mereka mampu menjadi tim Italia pertama yang meraih trbele winners. 

 

Awal mimpi baru pun kini coba dirajut Inter. Selain bekal ekonomi yang semakin membaik, Inter punya amunisi lain yang sangat vital bagi masa depan tim kedepan. Bekal itu adalah pembinaan pemain muda Inter yang sangat baik. 

 

Bukan rahasia lagi jikalau Inter memiliki primavera (tim U-19) yang terbaik di Italia saat ini. Salah satu pembuktiannya adalah di turnamen Viareggio Cup tiga musim terakhir. Pada kompetisi papan atas bagi tim usia muda di dunia itu, Inter dua kali tampil sebagai juara pada tiga musim terakhir.

 

photo
Tim Primavera Inter Milan yang menjuarai Viareggio Cup 2018

 

Kini di daftar skuat muda Inter, ada sejumlah nama potensial yang bisa menjadi pondasi klub untuk merajut kembali mimpinya sebagai raja Eropa. Pemain seperti Andrea Pinamonti, Federico Valietti, dan Nicolo Zainolo bisa mulai merajut mimpinya untuk menembus tim utama di masa mendatang. 

 

Ini karena manajemen Inter punya kebijakan untuk menjadikan pemain muda asli binaan Inter sebagai pondasi tim di masa depan.

 

Dengan gabungan materi mumpuni, dukungan manajemen yang profesional, hingga bekal pemain muda potensial, mimpi baru kini dicanangkan Inter. Mereka bertekad untuk menjadi raja Italia di musim depan. 

 

Sebuah mimpi yang bukan barang mustahil terjadi di Kota Milan. Sebab Milan sudah terbukti menjadi pelabuhan mimpi bagi siapapun yang mau berusaha. 

 

Layaknya kisah seorang Giorgio Armani. Pria desa asal Piacenza yang pada 1957 hanya menjadi seorang penjaga toko di La Rinascente, kini, menjadi perancang busana tersukses dengan kekayaan total mencapai 8,1 miliar dolar AS. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement