Rabu 17 Jul 2019 04:04 WIB

Wajah Baru Liga Primer Inggris

Skema head-to-head bukanlah satu-satunya aturan baru untuk Liga Inggris musim depan.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Logo Liga Primer Inggris
Foto: premierleague.com
Logo Liga Primer Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masih ingat drama Liga Inggris paling ketat sepanjang sejarah? Ketika Manchester City juara Liga Inggris pada musim 2011/2012?

City kala itu mengalahkan Manchester United (MU) di papan klasemen hanya lewat selisih gol, saat dua tim asal Manchester tersebut sama-sama mengoleksi 89 poin. Terbaru, musim lalu penentuan juara Liga Inggris antara City dan Liverpool dipaksa sampai pertandingan terakhir, lantaram keduanya hanya berjarak satu poin di peringkat satu dan dua.

Oleh karena itu, kurang dari sebulan lagi Liga Inggris akan digelar, otoritas Liga Primer Inggris mengumumkan peraturan baru dalam sistem kompetisi paling glamor di Eropa tersebut. Liga Primer Inggris kini menambahkan aturan baru untuk menentukan posisi klasemen musim 2019/2020.

''Mulai musim depan, catatan head-to-head akan menjadi salah satu penghitungan di klasemen, jika klub teratas bersaing mendapatkan gelar juara atau kualifikasi kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa. Bahkan penentuan head-to-head itu juga diberlakukan untuk penentuan tim yang akan terdegarasi,'' demikian pernyataan Otoritas Liga Primer Inggris dikutip dari laman resmi Premier League, Selasa (16/7).

Pada musim-musim sebelumnya, tim-tim yang berebut juara, tiket Liga Champions dan Liga Europa, serta degradasi, hanya dihitung dengan jumlah poin, selisih gol, dan jumlah gol yang dikoleksi akan diadu lewat babak play-off. Namun dengan hadirnya aturan head-to-head, maka babak play-off sangat kecil kemungkinannya untuk digelar. Dengan sistem yang sebelumnya saja, belum pernah terjadi play-off di Liga Primer Inggris.

Mulai musim depan, jika ada dua tim atau lebih yang mengoleksi total poin paling banyak, namun memiliki poin, selisih gol dan jumlah gol yang sama, akan ditentukan lewat head-to-head untuk bisa mengambil posisi tertinggi. Sementara tim yang paling sedikit mengumpulkan catatan tersebut akan berada di posisi paling rendah.

Jika klub yang bersaing masing juga punya catatan yang sama dalam tiga kategori itu, hanya jika tim yang bersaing imbang dalam laga kandang dan tandang, maka akan diselesaikan lewat babak play-off. Pertandingan play-off akan digelar di tempat yang netral, dengan format, waktu dan venue yang ditentukan oleh Otoritas Liga Primer Inggris.

Skema head-to-head bukanlah satu-satunya aturan baru untuk Liga Inggris musim depan. Dewan Pengurus Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) telah menyetujui beberapa perubahan aturan pertandingan musim depan. Misalnya, soal aturan handball. Mulai musim depan, jika penyerang atau pemain mencetak gol dengan bola menyentuh tangan, baik disengaja atau tidak, makan tetap akan dianulir. Tim yang bertahan akan diberikan tendangan bebas atas insiden tersebut.

Aturan baru yang menarik lainnya, yaitu musim depan dan seterusnya, setiap pemain diganti tidak lagi harus menuju bench. Tapi bisa keluar lapangan dari titik garis lapangan terdekat. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan waktu khususnya saat masa-masa krusial.

Salah satu aturan baru yang unik adalah tidak boleh ada lagi striker yang menjadi pagar betis. Pagar betis paling tidak diisi oleh tiga pemain. Striker harus berada satu meter dari dinding penghalang tendangan bebas tersebut. ''Tidak ada pembenaran taktis untuk penyerang berada di pagar betis dan kehadiran mereka berlawanan dengan 'semangat pertandingan' dan seringkali merusakan citra pertandingan itu sendiri,'' jelas IFAB, dikutip dari Mirror, Selasa (16/7).

Aturan lainnya soal tendangan penalti. Sebelumnya kiper diwajibkan berada di garis. Namun mulai musim depan, kiper paling tidak boleh mengeluarkan satu kakinya dari garis. Bukan itu saja, kiper juga tidak boleh lagi memegang tiang gawang, ritual yang kerap dilakukan beberapa kiper.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement