Senin 23 Sep 2019 07:31 WIB

Ganda Putra Badminton Cetak Sejarah

Gelar Cina terbuka sendiri adalah trofi kelima bagi Kevin/Marcus tahun ini.

Kevin Sanjaya (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon.
Foto: dok. PBSI
Kevin Sanjaya (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon.

REPUBLIKA.CO.ID, JIANGSU -- Keberhasilan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meraih gelar juara di ajang Cina Terbuka 2019 menjadi prestasi langka bagi bulu tangkis Indonesia. Untuk pertama kalinya Indonesia mampu menyabet seluruh titel juara turnamen BWF Tour level 1000 dalam satu tahun kalender.

Kemenangan atas Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dengan skor 21-18, 17-21, dan 21-15 di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, Jiangsu, Cina, pada Ahad (22/9) menjadi penanda superioritas ganda putra Indonesia tahun ini. Sebelumnya, gelar juara All England dan Indonesia Terbuka yang punya level 1000 juga mampu diamankan ganda putra Indonesia.

Hendra/Ahsan meraih gelar juara All England, sedangkan Marcus/Kevin menyabet titel kampiun Indonesia Terbuka. Bersama Cina Terbuka, dua turnamen tersebut merupakan kejuaraan level tertinggi di sepanjang rangkaian BWF Tour.

Gelar Cina terbuka sendiri adalah trofi kelima bagi Kevin/Marcus tahun ini. Sebelumnya, mereka juga meraih gelar di ajang Malaysia Masters, Indonesia Masters, Indonesia Terbuka, dan Jepang Terbuka.

Saat berjumpa sang senior, Kevin/Marcus yang sempat kehilangan gim kedua tampil lebih agresif di gim ketiga. Hendra/Ahsan pun tak dapat menahan laju Kevin/Marcus dan ketinggalan jauh 3-11. Kevin/Marcus akhirnya memenangkan pertandingan.

"Hari ini (kemarin—Red) saya mainnya enggak enak banget, apa karena tempo lawan atau karena angin, di atas itu bolanya seperti goyang, jadi mau dismes enggak enak. Mereka sudah pengalaman banget. Bang Ahsan badannya enggak fit saja bisa masuk final," kata Marcus selepas pertandingan.

Marcus mengatakan, permainan berubah pada gim ketiga setelah ia dan Kevin meningkatkan tempo. "Di gim ketiga, kami harus lebih berani, di gim pertama dan kedua suka ragu pukulannya, di gim ketiga lebih berani, tapi temponya tetap dengan tempo main kami," ungkapnya.

Kevin pun bahagia bisa meraih gelar di Cina. "Yang pasti kami senang dapat gelar di sini, tahun lalu kami enggak dapat gelar di sini. Kami bersyukur dengan berkat ini," ujar dia.

Hendra/Ahsan sebenarnya mampu mengimbangi permainan juniornya. Namun, di tengah pertandingan, Ahsan tampak tertatih hingga sulit menutup ruang yang menganga ketika Minions melepaskan serangan.

Setelah laga, Ahsan mengungkapkan, kedua betisnya mengalami masalah. Meski demikian, ia tetap bersyukur atas pencapaian di Cina Terbuka 2019.

"Kami bersyukur, alhamdulillah, bisa sampai final walaupun kondisi saya begini. Sepertinya sakitnya jadi menjalar dari betis ke paha. Memang begini keadaannya. Sehat saja susah lawan mereka, apalagi sakit. Memang Kevin/Marcus juga pemain bagus," kata Ahsan.

Akibat cedera yang dialami, Ahsan dan Hendra sepakat untuk absen dari turnamen BWF Tour selanjutnya, Korea Terbuka 2019. Hendra mengatakan, pemulihan Ahsan memakan waktu sehingga turnamen level 500 yang akan dimulai pada 24 September itu tak mungkin bisa mereka ikuti.

"Kami batal ke Korea Open, sudah pasti enggak ikut. Lebih baik Ahsan ke dokter dulu, recovery, dan fokus persiapan ke turnamen selanjutnya. Ada waktu sekitar tiga mingguan," ungkap Hendra. Hendra/Ahsan berencana kembali di turnamen Denmark Terbuka 2019 BWF World Tour Super 750 dan Prancis Terbuka 2019 BWF World Tour Super 750 pada Oktober mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement